|
HARGA POKOK PESANAN
|
I. Pengertian
Harga pokok pesanan adalah cara
perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan.
Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk
sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan
biaya produksi tiap-tiap pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan
diberi nomor identitas.
II. Ciri Khusus
a) Tujuan
produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya
tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus
dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
b) Biaya
produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga
pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem
akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk.
metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan:
1. Sistem
harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,
untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik harus digunakan
tarif biaya yang ditentukan dimuka.
2. Dalam
metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok yang
ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya produksi.
c) Biaya produksi dibagi
menajadi dua jenis yaitu:
1. Biaya
langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
Biaya
langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang
sebenarnya
2. Biaya
tidak langsung meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya
tidak langsung dibebankan ketiap-tiap pesananan berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka (Predetermined Rate)
d)
Harga pokok pesanan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan
selesai diproduksi.
e) Harga
pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu
pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
f) Untuk
megumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok
pesanan dimana tercatat hal-hal berikut ini :
|
Jenis
produk :
|
|
Nomor
pesanan :
|
|
Tgl.pesanan :
|
|
Sifat
pesanan :
|
|
Nama
pemesan :
|
|
Jumlah :
|
|
Tgl.selesai :
|
|
Harga
jual :
|
|
Biaya
produksi :
|
III. Pencatatan
Akuntansi
a) Akuntansi
biaya bahan baku
Pencatatan pemakaian bahan baku
didasarkan pada bukti permintaan bahan (material reguisition). Disamping
dicatat di kartu persediaan bahan baku, pemakaian tersebut juga harus dicatat
di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
|
Pada
saat pembelian:
|
|
Persediaan
bahan baku xxx
|
|
Utang/kas xxx
|
|
Pada
saat terjadi retur pembelian
|
|
Utang xxx
|
|
Persediaan
bahan baku xxx
|
|
Pada
saat pembebanan
|
|
BDP
- Biaya bahan baku xxx
|
|
Persediaan
bahan baku xxx
|
b) Akuntansi Biaya Tenaga
Kerja
Pembebanan upah langsung ke barang
dalam proses, harus dicatat di kartu harga pokok pesanan sesuai dengan
pemakaian tenaga kerja yang bersangkutan.
|
Pada
saat pembayaran kepada karyawan
|
|
Utang
gaji dan
upah xxx
|
|
Kas xxx
|
|
Pada
saat pembebanan
|
|
BDP
- Biaya tenaga kerja xxx
|
|
Gaji
dan
upah xxx
|
c) Akuntansi Biaya
Overhead Pabrik
Dalam harga pokok pesanan biaya
overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses
produksi berjalan (predetermined rate).
Adapun
proses penentuan tarif adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu
2.
Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja mesin, dll)
3.
Menentukan tarif BOP berdasarkan:
|
Taksiran
BOP
|
|
Tarip
BOP = ------------------ = Rp ....../Dasar
pembebanan
|
|
Dasar
pembebanan
|
|
Pada
saat pembebanan
|
|
BDP
- Biaya overhead pabrik xxx
|
|
BOP
yang
dibebankan xxx
|
|
Mencatat
BOP Sesungguhnya
|
|
BOP
yang
sesungguhnya xxx
|
|
Berbagai
rekening
dikredit xxx
|
d) Pencatatan
Barang Jadi
Pencatatan barang jadi didasarkan
kepada pesanan-pesanan yang telah selesai dengan demikian harga pokok barang
jadi didasarkan kepada harga pokok tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan,
sehingga besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di kartu harga pokok.
|
Persediaan
barang
jadi xxx
|
|
BDP
- Biaya bahan baku xxx
|
|
BDP
- Biaya tenaga kerja xxx
|
|
BDP
- Biaya overhead
pabrik xxx
|
|
|
e) Pencatatan Persediaan
Barang Dalam Proses
Persediaan
barang dalam proses xxx
BDP
- Biaya Bahan
Baku xxx
BDP
- Biaya Tenaga Kerja xxx
BDP
- Biaya Overhead Pabrik xxx
f) Pencatatan Penyerahan
Barang Kepada Pemesan
Piutang xxx
Penjualan xxx
g) Pencatatan Harga Pokok
Penjualan
Harga
pokok
penjualan xxx
Persediaan
barang
jadi xxx
IV. Masalah-Masalah
Khusus
Masalah
yang timbul dalam biaya produksi pada metode harga pokok pesanan adalah:
1. Biaya
Bahan Baku.
a) Unsur
harga pokok bahan baku
Sesuai
dengan prinsip harga perolehan (cost), maka harga pokok terdiri dari:
- Harga
beli menurut faktur
- Ongkos
angkut
- Biaya-biaya
lain sampai dengan bahan baku itu siap untuk dipakai, akan tetapi atas
pertimbangan biaya administrasi maka dalam praktek harga pokok bahan pada
umumnya dicatat berdasarkan faktur.
b) Penentuan
harga pokok bahan baku
Untuk menentukan harga pokok bahan
baku yang dipakai kedalam proses produksi dapat dipakai metode:
-
Metode tanda pengenal khusus
-
Metode FIFO (First In First Out)
-
Metode LIFO (Last In First Out)
-
Metode Rata-Rata
-
Metode Angka Produksi
c) Sisa
Bahan
Merupakan bahan yang tidak terpakai
(tidak menjadi bagian dari produk) dalam proses produksi dan tidak dapat
dipakai dalam proses produksi berikutnya (telah rusak) tetapi masih mempunyai
harga jual.
Pencatatan terhadap harga jual sisa
bahan dilakukan sebagai berikut:
- Apabila
harga jual tersebut rendah, maka pencatatan harga dilakukan pada saat penjualan
- Apabila
harga jual besar jumlahnya, maka pencatatan dilakukan pada saat sisa bahan
tersebut diserahkan ke gudang.
d) Produk
Rusak (Spoiled Goods)
Merupakan produk yang tidak memenuhi
kualitas yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki.Perlakuan terhadap produk
rusak adalah sebagai berikut:
- Apabila
produk rusak disebabkan spesifikasi sesuatu pesanan, maka harga pokok produk
rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut.
- Apabila
terjadinya produk rusak dianggap merupakan hal yang normal, maka kerugian
akibat produk rusak dibebankan kepada semua produk dengan memperhitungkan ke
dalam tarip BOP dimana terdapat kerugian akibat produk rusak tersebut.
e) Produk
cacat (defective goods)
Produk cacat ialah Produk yang
tidak memenuhi kualitas yang seharusnya, tetapi masih
dapat diperbaiki dengan pengerjaan kembali (rework).
Biaya yang timbul akibat pengejaan
kembali (rework cost) pencatatannya sama halnya seperti dalam produk rusak
yaitu:
-
Apabila timbulnya produk cacat akibat spesifikasi pesanan, maka biaya
pengerjaan kembali dibebankan ke pesanan yang bersangkutan.
-
Apabila produk cacat merupakan hal biasa terjadi, maka biaya pengerjaan
kembali, dibebankan ke tarip BOP dengan demikian dipikul oleh semua produk
(pesanan)
2. Biaya
Tenaga Kerja
Dalam hubungan dengan perhitungan
harga pokok produksi, maka pada umumnya tenaga kerja dibedakan sebagai berikut
:.
Tenaga kerja langsung : yaitu tenaga
kerja yang mengerjakan produk langsung dibebankan ke perkiraan barang
dalam proses
Tenaga kerja tidak langsung : yaitu
tenaga kerja yang tidak secara langsung turut dalam pengerjaan produk
dan biaya yang terjadi dibebankan ke perkiraan biaya overhead pabrik.
Beberapa
masalah yang timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain:
a) Cara
perhitungan besarnya gaji dan upah
Dalam
hal ini banyak perusahaan yang memakai cara dengan mengalikan jumlah jam kerja
dengan tarip upah per jam
b) Cara
pemberian intensip
Pemberian
intensip pada umumnya bertujuan agar karyawan bekerja lebih baik. pemberian
intensip dapat didasarkan atas waktu kerja maupun kuantitas produksi maupun
kombinasi dari keduanya.
c) Perhitungan
jumlah pajak atas pendapatan karyawan
Pada
prinsipnya besarnya pendapatan karyawan adalah sebagai berikut:
- Ditetapkan
besarnya pendapatan sisa kena pajak per tahun, yaitu pendapatan sisa kena pajak
per bulan 12 (dua belas).
-
Atas sisa kena pajak satu tahun dikenakan tarip pajak untuk mengetahui jumlah pajak
satu tahun.
d) Untuk
menentukan besarnya potongan pajak pendapatan, maka jumlah pajak
satu tahun di bagi 12 (dua belas). Kemudian tentang proses pencatatan
biaya tenaga kerja adalah seperti yang telah dijelaskan di muka dalam prosedur
akuntansi biaya pokok pesanan.
CONTOH SOAL
PT. MEBEL ANTIK menerima pesanan dari pemesan untuk membuat kursi sebanyak
2000 Unit. Pesanan ini merupakan pesanan dengan nomor 002. Proses produksi
melalui dua Departemen Produksi dimana Departemen I sebagai Departemen
Pembentukan sedangkan Departemen II sebagai Departemen Penyelesaian. Pesanan
ini diterima pada tanggal 03 Maret 1994 dan akan diselesaikan pada tanggal 31
Maret 1994.
Informasi berikut berhubungan dengan
pesanan 002 tersebut:
a. 1.
Pembelian bahan baku 01 januari 1994 200 m3 kayu @ Rp 500
2. Pembelian 03 januari 1994 300 m3
kayu @ Rp 650
3. Pembelian 10 januari 1994 100 m3
kayu @ Rp 550
4.
Pembelian 07 maret 1994 750 m3 kayu @ Rp 600
b. Permintaan
Bahan Baku dibagian gudang untuk Departemen I sebanyak 1.200 m3 kayu .
c. Keterangan Departemen
I Derpartemen
II
Jumlah
Jam Kerja Langsung 1.200
Jam 2.000
Jam
Upah
Langsung/Jam Rp
2.000 Rp
1.500
Jam
Mesin yang
digunakan 450
Jam -
d Perencanaan
BOP pertahun untuk Departemen I sebesar Rp 8.000.000 dengan kapasitas yang
direncanakan sebesar 20.000 Jam Mesin sedangkan untuk di Departemen II sebesar
Rp 12.000.000 dengan kapasitas yang direncanakan 30.000 Jam Tenaga Kerja
Langsung.
e. Perusahaan
dalam penilaian bahan baku menggunakan metode FIFO.Pihak pemesan menyetujui
pembayaran pesanannya sebesar total biaya produksi ditambah laba kotor sebesar
40% dari total biaya produksi.
Diminta:
1. Hitunglah
besarnya biaya bahan baku yang digunakan
2. Tentukan
tarif BOP per departemen
3. Buatlah
kartu harga pokok pesanan No. 003 tersebut
4. Hitunglah
total harga pokok produksi
5. Hitunglah
harga jual perunit
6. Buatlah
jurnal yang dibutuhkan
PENYELESAIAN :
1. Penggunaan
bahan baku sebanyak 1200 m2 kayu dengan perincian sebagai berikut :
|
|
Unit
|
harga
|
Jumlah
|
|
Persediaan 1 januari
|
200
m2
|
Rp
500
|
Rp
100.000
|
|
Pembelian 3 januari
|
300
m2
|
650
|
195.000
|
|
Pembelian 10 januari
|
700
m2
|
550
|
385.000
|
|
Penggunaan bahan baku
|
1200 m2
|
|
Rp
680.000
|
2. Tarif BOP
dept I : 8.000.000
/ 20.000 jam = Rp 400 / jam mesin.
Tarif BOP
dept II : 12.000.000 / 30.000 jam = Rp
400 / jam kerja langsung.
3. Kartu harga
pokok :
|
PT MEBEL ANTIK
KARTU
HARGA POKOK
No
pesanan : 003 Nama
pemesan :
Jenis produksi : kursi kayu Jumlah
unit : 2.000
Tgl
pesanan : 03/03/1994 Tgl
selesai : 31/03/1994
Sifat pesanan : Harga
jual :
|
||||||
|
Tgl
|
Ket
|
No
Bukti
|
Dept I
|
Dept II
|
Jumlah
|
|
|
BIAYA
BAHAN BAKU
|
||||||
|
|
|
|
680.000
|
|
|
|
|
Jumlah biaya bahan baku
|
680.000
|
|
680.000
|
|||
|
BIAYA
TENAGA KERJA
|
||||||
|
|
1200 x 2000 2000
x 1500
|
|
2.400.000
|
3.000.000
|
|
|
|
Jumlah biaya tenaga kerja
|
2.400.000
|
3.000.000
|
5.400.000
|
|||
|
BIAYA
OVERHEAD PABRIK
|
||||||
|
|
450
x 400 2000 x 400
|
|
180.000
|
800.000
|
|
|
|
Jumlah biaya overhead pabrik
|
180.000
|
800.000
|
980.000
|
|||
|
Jumlah biaya produksi
|
3.260.000
|
3.800.000
|
7.060.000
|
|||
4. Jumlah biaya produksi
untuk pesanan no. 003 = Rp 7.060.000,-
5. Harga jual /
pesanan = (140% x 7.060.000) / 2.000 unit =
Rp 4.942 / unit.
6. Jurnal :
1. Mencatat
pemakaian bahan baku
BDP – BBB dept I 680.000 -
Persediaan
bahan
baku - 680.000
2. Mencatat
pembebanan BTK
BDP – BTK dept I 2.400.000 -
BDP – BTK dept II 3.000.000 -
Gaji
dan
upah - 5.400.000
3. Mencatat
pembebanan BOP
BDP – BOP dept I 180.000 -
BDP – BOP dept II 800.000 -
BOP
dibebankan - 980.000
4. Mencatat
persediaan produk jadi
Persediaan produk
jadi 7.060.000 -
BDP
– BBB - 680.000
BDP
– BTK - 5.400.000
BDP
– BOP - 980.000
5. Mencatat
Harga pokok penjualan
Harga pokok
penjualan 7.060.000 -
Persediaan
produk
jadi - 7.060.000
SOAL
- SOAL PRAKTIKUM
KASUS 1
UD. IYAN JAYA yang bergerak dalam bidang kayu dan mebel mendapat
pesanan pada tanggal 20 Januari 1998 sebanyak 2.000 unit kursi dan 1000 unit
meja dengan Nomor Pesanan masing-masing 001 dan 002. Dari
kegiatan yang selama ini terjadi untuk membuat 100 kursi dan 100 meja
diperlukan :
a) Bahan
baku kayu langsung ( 25 m3 untuk kursi & 50 m3 untuk
meja ).
b) Upah
langsung 500 jam upah langsung ( 3 jam untuk meja dan 2 jam untuk kursi )
dengan tarif Rp. 1.000,- / jam.
c) Overhead
pabrik diperkirakan Rp. 5.000.000,- dengan penentuan tarif BOP berdasarkan
aktivitas jam upah langsung.
d) Data
pembelian bahan baku selama bulan Januari :
Persediaan
awal 01/01/1998 250 m3 @ Rp. 25.000,-
Pembelian 05/01/1998 100
m3 @ Rp. 25.500,-
Pembelian 10/01/1998 200
m3 @ Rp. 30.000,-
Pembelian 15/01/1998 400
m3 @ Rp. 25.000,-
Pembelian 20/01/1998 200
m3 @ Rp. 25.500,-
e) Biaya
pemesanan Rp. 500.000,-
Biaya
administrasi dan umum Rp. 1.000.000,-
Pajak
penghasilan 10 %
Penilaian persediaan dengan
menggunakan sistem LIFO. Dalam pengerjaan pesanan ini, UD. IYAN
JAYA mengerjakan kursi dahulu sampai selesai, baru kemudian meja. Harga jual
disetujui untuk kursi sebesar biaya produksi ditambah 25 % keuntungan yang
diinginkan, sedangkan untuk meja sebesar biaya produksi ditambah 35 %
keuntungan yang diinginkan.
Diminta :
1. Hitunglah harga jual
masing-masing
2. Buatlah Laporan Laba /
Rugi UD. IYAN JAYA
3. Buatlah Kartu Harga
Pokok Produksi untuk pesanan kursi.
JAWABAN :
KASUS 1
UD. IYAN JAYA
1.
• Biaya Bahan Baku yang
digunakan (menggunakan sistem LIFO)
—› Bila 100
kursi membutuhkan 25 m3, maka
1 kursi = 0,25
m3 x 2.000 = 500 m3,
diambil dari :
Pembelian 20/01/1998 200
m3 x Rp. 25.500,- = Rp. 5.100.000,-
Pembelian 15/01/1998 300
m3 x Rp. 25.000,- = Rp. 7.500.000,-
———————
Total
Biaya bahan baku untuk membuat 2.000
kursi = Rp.
12.600.000,-
—› Bila 100
meja membutuhkan 50 m3, maka
1 meja = 0,5 m3 x 1.000 = 500 m3,
diambil dari :
Pembelian 15/01/1998 100
m3 x Rp. 25.000,- = Rp. 2.500.000,-
Pembelian 10/01/1998 200
m3 x Rp. 30.000,- = Rp. 6.000.000,-
Pembelian 05/01/1998 100
m3 x Rp. 25.500,- = Rp. 2.550.000,-
Persed.
awal 01/01/1998 100 m3 x Rp. 25.000,- = Rp. 2.500.000,-
———————
Total
Biaya bahan baku untuk membuat 1.000
meja = Rp.
13.550.000,-
• Biaya
Overhead Pabrik
Rp. 5.000.000,-
Tarif BOP = ——————— = Rp. 10.000,-
/ jam upah langsung
500
Kursi = 2 x 2.000 x Rp.
10.000,- = Rp. 40.000.000,-
Meja = 3 x 1.000 x Rp.
10.000,- = Rp. 30.000.000,-
• Biaya Pabrik
Kursi = 2 x 2.000 x Rp.
1.000,- = Rp. 4.000.000,-
Meja = 3 x 1.000 x Rp.
1.000,- = Rp. 3.000.000,-
|
Biaya Produksi
|
Kursi
|
Meja
|
Total
|
|
Bahan Baku
|
Rp.
12.600.000,-
|
Rp.
13.550.000,-
|
Rp. 26.150.000,-
|
|
Overhead Pabrik
|
Rp.
40.000.000,-
|
Rp.
30.000.000,-
|
Rp. 70.000.000,-
|
|
Tenaga Kerja Langsung
|
Rp. 4.000.000,-
|
Rp. 3.000.000,-
|
Rp. 7.000.000,-
|
|
Total
Biaya Produksi
|
Rp.
56.600.000,-
|
Rp.
46.550.000,-
|
Rp.
103.150.000,-
|
|
Harga Jual
|
(125%
x 56.600.000)
Rp.
70.750.000,-
|
(135%
x 46.550.000)
Rp.
62.842.500,-
|
Rp.
133.592.500
|
2.
UD. IYAN JAYA
Laporan Laba / Rugi
Penjualan .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 133.592.500,-
Harga
Pokok Penjualan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. ( Rp. 103.150.000,-
)
———————
Laba
Kotor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 30.442.500,-
Biaya
Usaha :
– Biaya
Pemasaran . . . . . . . . . . Rp. 500.000,-
– Biaya
administrasi & umum . . Rp. 1.000.000,-
—————— ( Rp. 1.500.000,-
)
———————
Laba
bersih sebelum pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. Rp. 28.942.500,-
Pajak
penghasilan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . ( Rp. 2.894.250,- )
———————
Laba
bersih bulan Januari . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 26.048.250,-
3. Kartu
Harga Pokok Produksi
No. Pesanan : 001 Pemesan :
Jenis Produk : Kursi Sifat
Pesanan : Biasa
Tgl. Pesanan : 20
Januari
1998 Jumlah : 2.000
unit
Tgl. Selesai : Harga
Jual : Rp. 70.750.000,-
|
Biaya Bahan Baku
|
Biaya Tenaga Kerja
|
Biaya Overhead Pabrik
|
||||||||||||
|
Tgl.
|
Ket.
|
Jumlah
|
Tgl.
|
Ket.
|
Jumlah
|
Tgl.
|
Ket.
|
Jumlah
|
||||||
|
20/01
|
200
x 25.500
|
5.100.000
|
20/01
|
2
x 2.000
x
1.000
|
4.000.000
|
20/01
|
2
x 2.000
x
10.000
|
40.000.000
|
||||||
|
15/01
|
300
x 25.000
|
7.500.000
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
12.600.000
|
|
|
4.000.000
|
|
|
40.000.000
|
|||||||
|
Jumlah Total Biaya Produksi
|
Rp. 56.600.000,-
|
|||||||||||||
KASUS 2
PT. JATI JAYA bergerak dalam bidang kayu dan metal. Pada
bulan Februari mendapat pesanan 500 kusen pintu dan 2.000 kusen jendela. Untuk
itu perusahaan mengadakan perhitungan ongkos produksinya. Selama ini
untuk membuat 100 kusen pintu dan 100 kusen jendela diperlukan :
a) Bahan
baku langsung berupa kayu 13 m3 ( 6 m3 untuk
jendela & 7 m3 untuk pintu ).
Data
mengenai bahan baku :
Persediaan
awal 50 m3 @ Rp. 250.000,-
Pembelian 200
m3 @ Rp. 300.000,-
Retur
pembelian 50 m3
Ongkos
angkut Rp. 500.000,-
(metode
penentuan harga pokok bahan baku dengan Rata-rata Tertimbang Fisik)
b) Buruh
langsung 750 jam kerja ( 3 jam kerja per kusen jendela dan 4,5 jam kerja untuk
satu kusen pintu ) dengan tarif Rp. 1.000,- / jam.
c) Overhead
pabrik terdiri dari :
– Bahan
baku tak langsung Rp. 1.000.000,-
– Supplies
sebanyak Rp. 500.000,-
– Buruh
tahk
langsung Rp. 500.000,-
– Biaya
listrik Rp. 350.000,-
– Asuransi
dan
pajak Rp. 300.000,-
– Depresiasi
sebesar Rp. 350.000,-
d) Untuk
menentukan besarnya overhead dipergunakan basis aktivitas jam buruh
langsung.
Diminta :
1. Berapakah
penawaran harga yang diajukan oleh pihak manajemen PT. JATI JAYA,
jika perusahaan menginginkan keuntungan sebesar 25 % dari ongkos
produksinya.
2. Buatlah
Kartu Harga Pokok Produksi untuk pesanan kusen pintu.
JAWABAN :
KASUS 2
PT. JATI JAYA
1.
• Biaya Bahan Baku yang
digunakan
100
kusen pintu = 7
m3 —› 0,07 m3 x 500 = 35
m3
100
kusen jendela = 6
m3 —› 0,06 m3 x 2.000 = 120
m3
—————
Pemakaian
Bahan Baku = 155 m3
• Penilaian Persediaan
dengan metode Rata-rata Tertimbang Fisik
Persediaan
awal (50 x Rp 250.000) . . . . . . . . . . . . . .
. . . . Rp. 12.500.000,-
Pembelian (200
x Rp 300.000) . . . . Rp.
60.000.000,-
Ongkos
angkut . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp. 500.000,-
Retur
pembelian (50 x Rp 300.000) .
.( Rp 15.000.000,-
)
——————–
Pembelian
bersih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp.
45.500.000,-
——————–
Bahan
baku yang tersedia (200 x Rp 292.500) . . . . . . . . . .
. Rp.
58.500.000,-
Persediaan
akhir (45 x Rp 292.500) . . . . . . . . . . . . . .
. . . . Rp. 13.162.500,-
——————–
Biaya
bahan baku selama bulan Februari . . . . . . . . . Rp.
45.337.500,-
• Biaya Tenaga Kerja
Langsung
1 kusen
pintu = 4,5 jam x 500 x Rp.
1.000,- = Rp. 2.250.000,-
1 kusen
jendela = 3 jam x 2.000 x Rp.
1.000,- = Rp. 6.000.000,-
——————
Biaya
Tenaga Kerja Langsung = Rp. 8.250.000,-
• Biaya Overhead Pabrik
– Bahan
baku tak langsung Rp. 1.000.000,-
– Supplies
sebanyak Rp. 500.000,-
– Buruh
tahk
langsung Rp. 500.000,-
– Biaya
listrik Rp. 350.000,-
– Asuransi
dan
pajak Rp. 300.000,-
– Depresiasi
sebesar Rp. 350.000,-
——————
BOP Rp. 3.000.000,-
Rp. 3.000.000,-
Tarif BOP = ————–—— = Rp.
4.000,- / JKL
750
BOP untuk kusen pintu = 4,5
jam x 500 x Rp.
4.000,- = Rp. 9.000.000,-
BOP untuk kusen jendela = 3 jam x 2.000 x Rp.
4.000,- = Rp. 24.000.000,-
——————
Biaya
Overhead Pabrik = Rp.
33.000.000,-
• Biaya Produksi
– Biaya
Bahan
Baku Rp. 45.337.500,-
– Biaya
Tenaga Kerja Langsung Rp. 8.250.000,-
– Biaya
Overhead
Pabrik Rp. 33.000.000,-
———–———
Total
Biaya
Produksi Rp. 86.587.500,-
Harga jual = 125
% x Rp. 86.587.500,- = Rp. 108.234.375,-
2. Kartu
Harga Pokok Produksi
No. Pesanan : Pemesan :
Jenis Produk : Kusen
pintu Sifat
Pesanan : Biasa
Tgl. Pesanan : Jumlah : 500
unit
Tgl. Selesai : Harga
Jual : Rp. 26.859.375,-
|
Biaya Bahan Baku
|
Biaya Tenaga Kerja
|
Biaya Overhead Pabrik
|
||||||||||||
|
Tgl.
|
Ket.
|
Jumlah
|
Tgl.
|
Ket.
|
Jumlah
|
Tgl.
|
Ket.
|
Jumlah
|
||||||
|
|
35
x 292.500
|
10.237.500
|
|
4,5
x 500
x
1.000
|
2.250.000
|
|
4,5
x 500
x
4.000
|
9.000.000
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
10.237.500
|
|
|
2.250.000
|
|
|
9.000.000
|
|||||||
|
Jumlah Total Biaya Produksi
|
Rp. 21.487.500,-
|
|||||||||||||
KASUS 3
PT. TYAS MAJU bergerak dalam bidang produksi bata pres dan genteng
berdasarkan pesanan, dengan proses produksi melalui 3 departemen. Pada tanggal
3 Januari 1998, mendapat pesanan No. 001untuk 10.000 bata pres dan No. 002
untuk 25.000 genteng dari Tuan Iyan. Pada saat ini masih terdapat
kelebihan produksi dari bulan lalu sebanyak 3.000 bata pres dan 7.500 genteng.
Berdasarkan data, untuk memproduksi 1.000 bata press dan 1.000 genteng
diperlukan :
Bahan Baku Bata
Pres Genteng Dengan
perincian harga
Pasir 6 m3 – • 1truk
(15 m3 ) pasir Rp. 250.000,-
Semen 2 sak – • 1
truk tanah liat Rp. 100.000,-
Tanah
liat – 10 m3 • 1
truk kapur Rp. 50.000,-
Kapur – 2 m3 • 1
sak semen Rp. 20.000,-
Bahan penolong (cat) – 25 kg
|
Dept. I
|
Dept. II
|
Dept. III
|
||||
|
Keterangan
|
Bata
|
Genteng
|
Bata
|
Genteng
|
Bata
|
Genteng
|
|
Jumlah Jam Tenaga Kerja Langsung
|
150
|
100
|
100
|
50
|
50
|
50
|
|
Jumlah Jam Mesin
|
—
|
—
|
50
|
100
|
50
|
150
|
Biaya overhead yang sesungguhnya
terjadi :
• Bahan penolong
(cat) Rp.
100.000,- • Biaya
asuransi Rp.
150.000,-
• Depresiasi
mesin Rp.
100.000,- • Biaya
listrik Rp.
100.000,-
• Biaya
administrasi Rp. 250.000,-
Dengan tarif upah langsung Rp.
800,-/JKL. Penentuan BOP untuk Dept. I menggunakan jam kerja
langsung dan jam mesin untuk Dept. II dan Dept. III. Karena adanya
krisis ekonomi serta kenaikan BBM sebesar 42,85 % maka diperkirakan
adanya kenaikan ongkos angkut sebesar 50 %, sehingga mengakibatkan kenaikan
bahan baku sebasar 20 % dan kenaikan tarif dasar listrik sebesar 20 % serta
bahan penolong 50 %.
Dari jumlah produksi diperkirakan
mengalami kerusakan sebanyak 5 % yang tidak laku dijual, dan dibebankan kepada
masing-masing produk tersebut. Tuan Iyan menyetujui harga jual
sebesar biaya produksi ditambahh 40 % keuntungan yang disepakati.
Diminta :
1. Hitunglah harga pokok
produksi total.
2. Hitunglah harga jual
yang diajukan kepada Tuan Iyan.
3. Buatlah Kartu Harga
Pokok Produksi untuk produksi bata press bulan ini.
4. Buatlah jurnal yang
dibutuhkan untuk soal No. 3 diatas.
JAWABAN :
KASUS 3
PT. TYAS MAJU
Bata
Pres Genteng
Pesanan .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10.000 25.000
Persediaan
awal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.000 _ 7.500 _
Produksi .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7.000 14.500
Dinaikan
Produksi ( 5% untuk kerusakan ) . . 7.350 15.225
1. Harga Pokok Produksi
Persediaan awal :
Biaya Bahan Baku :
3.000 6
Pasir = —— x — x Rp.
250.000 = Rp. 300.000,-
1.000 15
3.000
Semen = —— x 2 x Rp. 20.000 = Rp.
120.000,-
1.000
7.500 10
Tanah
liat = —— x — x Rp.
100.000 = Rp. 300.000,-
1.000 15
7.500 2
Kapur = —— x — x Rp. 50.000 = Rp.
300.000,-
1.000 15 ————–
Biaya
Bahan Baku . . . . . . . . . . . . . . . Rp.
970.000,-
Biaya Tenaga Kerja :
Bata
Pres Genteng
Dept. I Rp.
800 x 150 x 3 = Rp.
360.000,- Rp.
800 x 100 x 7,5 = Rp. 600.000,-
Dept. II Rp.
800 x 100 x 3 = Rp.
240.000,- Rp.
800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Dept. III Rp.
800 x 50 x 3 = Rp.
120.000,- Rp.
800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Rp.
720.000,- Rp.
1.200.000,-
Biaya
Tenaga Kerja . . . . . . . . . . . . . . Rp.
1.920.000,-
Biaya Overhead Pabrik :
Bata
Pres Genteng
Dept. I Rp.
1.000 x 150 x 3 = Rp. 450.000,- Rp.
1.000 x 100 x 7,5 = Rp. 750.000,-
Dept. II Rp. 1.000
x 150 x 3 = Rp. 450.000,- Rp.
1.000 x 100 x 7,5 = Rp. 750.000,-
Dept. III Rp. 1.000
x 50 x 3 = Rp. 150.000,- Rp.
1.000 x 150 x 7,5 = Rp. 1.125.000,-
Rp.
1.050.000,- Rp.
2.625.000,-
Biaya
Overhead Pabrik . . . . . . . . . . . Rp. 3.675.000,-
Jumlah Biaya Produksi Awal . . . . .
. . . . . . . Rp. 6.565.000,-
2. Harga Jual Produksi
setelah adanya kenaikan produksi :
Biaya Bahan Baku :
7.350 6
Pasir = —— x — x 120
% x Rp. 250.000 = Rp. 2.646.000,-
1.000 15
7.350
Semen = —— x 2 x 120
% x Rp. 20.000 = Rp. 352.800,-
1.000
15.225 10
Tanah
liat = —— x — x 120
% x Rp. 100.000 = Rp. 1.218.000,-
1.000 15
15.225 2
Kapur = —— x — x 120
% x Rp. 50.000 = Rp. 121.800,-
1.000 15 —————–
Biaya
Bahan Baku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp.
4.338.600,-
Biaya Tenaga Kerja :
Bata
Pres Genteng
Dept. I Rp.
800 x 150 x 3 = Rp.
360.000,- Rp.
800 x 100 x 7,5 = Rp. 600.000,-
Dept. II Rp.
800 x 100 x 3 = Rp.
240.000,- Rp.
800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Dept. III Rp.
800 x 50 x 3 = Rp.
120.000,- Rp.
800 x 50 x 7,5 = Rp. 300.000,-
Rp.
720.000,- Rp.
1.200.000,-
Biaya
Tenaga Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. Rp.
4.190.000,-
Biaya Overhead Pabrik :
Rp.
770.000,-
Tarif
BOP = —————– = Rp. 1.100,- /
jam
700
Bata
Pres Genteng
Dept. I Rp.
1.100 x 150 x 7,35 = Rp. 1.212.750,- Rp.1.100
x 100 x 15,225 = Rp. 1.674.750,-
Dept. II Rp. 1.100
x 150 x 7,35 = Rp. 1.212.750,- Rp.1.100
x 100 x 15,225 = Rp. 1.674.750,-
Dept. III Rp. 1.100
x 50 x 7,35 = Rp. 404.250,- Rp.1.100
x 150 x 15,225 = Rp. 2.512.125,-
Rp.
2.829.750,- Rp.
5.861.625,-
Biaya
Overhead Pabrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp.
8.691.375,-
Jumlah Biaya Produksi (Dinaikan 5%)
. . . . . . . . . . . Rp.
17.229.975,-
Jumlah Biaya Produksi Awal . . . . .
. . . . . . . . . . . . . Rp. 6.565.000,-
——————– +
Total
Biaya Produksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . Rp.
23.794.975,-
Maka Harga Jual Bata Pres dan
Genteng = 140 % x Rp. 23.794.975,- = Rp. 33.312.965,-
3. Kartu Harga
Pokok :
|
PT. TYAS MAJU
KARTU
HARGA POKOK
No.
Pesanan : 001 Nama
Pemesan : Tn. Iyan
Jenis Produksi : Bata
Pres &
Genteng Jumlah
Unit : 7.350
Tgl.
Pesanan : 03/01/1998 Tgl
Selesai :
Sifat Pesanan : Harga
Jual : Rp.
10.629.570
|
||||||
|
Tgl.
|
Keterangan
|
No.
Bukti
|
Dept.
I
|
Dept. II
|
Dept.
III
|
Jumlah
|
|
Biaya Bahan Baku
|
||||||
|
|
7,35
x 6/15 x 120 % x 250.000
7,35
x 2 x 120 % x 20.000
|
2.646.000
352.800
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah BBB
|
2.998.800
|
|
|
2.998.800
|
|
|
Biaya Tenaga
Kerja
|
||||||
|
|
800
x 150 x 7,35
800
x 100 x 7,35
800
x 50 x 7,35
|
882.000
|
588.000
|
294.000
|
|
|
|
|
Jumlah BTK
|
882.000
|
588.000
|
294.000
|
1.764.000
|
|
|
Biaya Overhead Pabrik
|
||||||
|
|
1.100
x 150 x 7,35
1.100
x 100 x 7,35
1.100
x 50 x 7,35
|
1.212.750
|
1.212.750
|
404.250
|
|
|
|
|
Jumlah BOP
|
1.212.750
|
1.212.750
|
404.250
|
2.829.750
|
|
|
|
Jumlah Biaya
Produksi
|
5.093.550
|
1.800.750
|
698.250
|
7.592.550
|
|
4. Jurnal :
1. Mencatat
pemakaian bahan baku
BDP – BBB dept I 2.998.800 -
Persediaan
bahan
baku - 2.998.800
2. Mencatat
pembebanan BTK
BDP – BTK dept I 882.000 -
BDP – BTK dept II 588.000 -
BDP – BTK dept III 294.000 - Gaji
dan
upah - 1.764.000
3. Mencatat
pembebanan BOP
BDP – BOP dept I 1.212.750 -
BDP – BOP dept II 1.212.750 -
BDP – BOP dept II 404.250 -
BOP
dibebankan - 2.829.750
4. Mencatat
persediaan produk jadi
Persediaan produk
jadi 7.592.550 -
BDP
– BBB - 2.998.800
BDP
– BTK - 1.764.000
BDP
– BOP - 2.829.750
5. Mencatat
Harga pokok penjualan
Harga pokok
penjualan 7.592.550 -
Persediaan
produk
jadi - 7.592.550
Tidak ada komentar:
Posting Komentar