Lingkungan akuntansi terdiri dari kondisi sosial-ekonomi, politik-hukum, pembatasan-pembatasan, dan pengaruh yang berpariasi dari waktu ke waktu. Akuntansi bisa didifinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi:(1) pengidentifikasian pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang(2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan.
Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah sebuah proses yang berakhir
pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik
oleh pihak-pihak internal
maupun pihak eksternal. Akuntansi menejerial adalah
(managerial accounting) adalah proses pengidentifikasian,
pengukuran, penganalisaan, dan pengkomunikasian informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen untuk
merencanakan, mengepaluasi, dan
mengendalikan operasi sebuah
organisasi.
Laporan keuangan (financial
statements) yang sering disajikan adalah: neraca, laporan laba- rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik
atau pemegang saham. Beberapa informasi dapat
disajikan melalui pelaporan keuangan.
2) Akuntansi dan Alokasi Modal
Alokasi modal adalah
proses penentuan bagaimana dan pada biaya
berapa uang dialokasikan kedalam
alternatif-alternatif yang saling
bersaing. Proses alokasi modal yang efektif sangat penting bagi kesehatan sebuah perekonomian, yang merngsang produktivitas, mendorong inovasi, dan menyediakan pasar sekuritas serta pasar kredit yang efisien dan likuid.
Tantangan yang Dihadapi Akuntansi Keuangan
3) Pengukuran non keuangan
Laporan keuangan pada akhir tahun 1990 tidak
menyjikan sejumlah ukuran penting yang biasa nya dipakai oleh
manajement
4) Informasi yang berorientasi kedepan
Laporan keuangan tidak menyajikan informasi yang berorientasi kedepan yang dapat dibutuhkan oleh para investor dan kreditor saat ini maupun potensial.
5) Aktiva lunak
Laporan keuangan berfokus pada aktiva-aktiva keras
tetapi tidak menyajikan banyak informasi tentang aktiiva-aktiva lunak
perusahaan.
6) Ketepatan waktu
Laporan
keuangan hanya disajikan secara kuartalan dan laporan keuangan yang diaudit hanya disediakan sekali setahun. Tidak banyak laporan keuangan real-time yang tersedia
7) Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit, informasi yang bergunadalam menilai arus kas masa depan dan informasi
mengenai sumber daya perusahaan,
klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan didalamnya.
·
Securities and Exchange Commission (SEC)
·
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
·
Financial Accounting Standars Boards (FASB)
·
Governmental Accounting Standars Boards (GASB)
·
Organisasi-organisasi penting lainnya
Prinsip-prinsip yang diterima
oleh umum merupakan prinsip-prinsip yang memiliki dukungan otoritatip yang substansial. Prinsip-prinsip
zakuntansi yang diterima umum didifinisikan oleh statement on auditing
standards (SAS), yaitu menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dalam laporan
auditor independen.
1) Penetapan Standar
dalam Lingkungan Politik
Kekuatan paling besara yang mempengaruhi pengembangan standar akuntansi adalah kelompok pemakai, yang terdiri dari pihak-pihak yang sangat berkepentingan atau dipengaruhi oleh standar, peraturan dan prosedur akuntansi. Standar akuntansi
selain merupakan penemuan dari proses yang teliti dan empiris, juga merupakan produk
dari tindakan politik.
2) Kesennjangan Ekspektasi (Harapan)
Semua profesi mendapat
pengawasan yang ketat dari pemerintah, apakah itu profesi bankir investasi insider trading. Profesi akuntansi juga tidak terhindar
dari kecaman. Karena beberapa kasus penipuan korporasi yang menghebohkan, penyuapan domestik dan luar negeri, maka banyak pihak mengancam kinerja profesi akuntansi.
3) Persaingan Badan-badan Penetapan Standar
Standar akuntansi terus mendapat tantangan. Sejumlah tantangan penting tidak datang dari luar negeri, tetapi dari dalam profesi akuntansi
4) Kongres
Dari waktu ke waktu kongres
semakin aktif terlibat
dalam proses penetapan standar, terutama pada saat isu yang terlibat menjadi sangat politis.
5) Komunitas Bisnis
Anggota-anggota
komunitas bisnis telah mengajukan sejumlah keluhan menyangkut standar akuntansi. Mereka juga berpendapat bahwa standar- standar yang mewajibkan pengungkapan menempatkan perusahaan mereka pada posisi
yang kurang kompetitif dipasar global
6) Standar Akuntansi Internasional
Sebagian besar negara menyadari kebutuhan
akan standar akuntasi keuangan yang lebih seragam. Maka
dibentuklah International Accounting Standards Committee (IASC). Standar-standar IASC
memenuhi tiga kondisi berikut:
Standar inti harus merupakan dasar akuntansi komprehensif yang diterima umum.
Standar-standarnya harus berkukalitas tinggi.
Standar-standar yang dimaksud harus diinterprestasikan dan diterapkan secara ketat.
7) Etika dalam Lingkungan Akuntansi Keuanga
Sensivitas etika dan proses pemiihan altenatif ini bisa diperumit oleh tekanan- tekanan yang mungkin berbentuk tekanan waktu, kerja,
klien, pribadi, rekan.
Kerangka kerja konsep tual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi : suatu sistem koheren yang terdiri
dari tujuan dan konsp fundamental yang saling
berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsiten dan penentuan sifat ,fungsi,serta batas-batas dari akuntansi dan laporan keuangan.
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi: (1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahamanmemadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan invesyasi serta kredit. (2) untuk memantau investor yang ada
dan potensial, kreditor yang ada
dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidak pastian arus kas masa depan. (3) tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahan didalamnya.
Tujuan tingkat pertama berhubungan dengan tujuan dan sasaran dari akuntansi selanjutnya.
1)
Karakteristik Kualitatif dan Informasi Akuntansi
Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus diungkapkan, serta pormat penyajiannya mellibatkan
penentuan alternatif mana
yang menyediakan informasi paling bermanfaat untuk tujuan pengambilan keputusan.
2)
Pengambilan Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami
Agar informasi menjadi
bermanfaat, harus ada hubungan (kaitan)
antara para pemakai dengan keputusan yang mereka buat yaitu kemampuan memehami.
3)
Kualitas Primer: Relevansi dan Reabilitas
Relevansi (relevance) dan relibilitas (reability) merupakan dua kualitas primer yang membuaat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
4)
Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsisten
Komparabilitas yaitu informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama, yaitu pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam
fenomena ekonomi.
5)
Unsur-unsur Dasar
Salah satu
aspek penting dari proses pengembangan struktur teoristis adalah unsur-unsur dasar atau definisi yang akan dimasukkan kedalam
struktur.
6)
Unsur-unsur laporan keuangan:
Aktiva,
ekuitas, investasi o;eh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif,
pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama.
a) Asumsi-asumsi Dasar
Empatasumsi
dasar yang mendasari struktur akuntansi keuangan adalah:
entitas ekonomi, kelangsungan hidup, unit moneter dan periodisitas.
1)
Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitaas ekonomi dapat didifinisikan dengan unit pertanggungjawaban tertentu.
2)
Asumsi Kelangsunkan Hidup
Asumsi kelangsungan hidup
yaitu perusahaan bisnis
akan memiliki umur
yang panjang.asumsi ini memiliki implikasi yang signipikan.
3)
Asumsi Unit
Moneter
Asumsi unit moneter mengandung ati bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran
dan analisis akuntansi.
4)
Asumsi Periodisitas
Asumsi periodsiitas atau periodo waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonoomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan kedalam
periode waktu artifisal, periode.
waktu ini bervariasi tetapi yang paling umum adalah
secara bulanan, kuartalan dan tahunan.
b) Prinsip –Prinsip
Dasar Akuntansi
Empat prinsip dasar akuntasi yang digunakan untuk mencatat transaksi adalah : biaya historis, pengakuan pendapatan, penandingan dan pengungkapan penuh.
1)
Prinsip Biaya Historis
Bersar aktiva dan kewajiban diperlukan dan
dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Hal ini seringkali disebut dengan prinsip biaya historis (historical cost principel).
Biaya memiliki keunggukan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya
yaitu, dapat diandalkan.
2)
Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatatan peerusahaan umumnya dapat diakui
jika: (1) telah direalisasi dan
(2) telah dihasilkan. Dikatakan dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima atau
dipegang dapat segera
diconversikan menjadi kas
apabila dapat dijual dalam
pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa biaya tambahan
yang signifikan. Dianggap telah dihasilkan apabila seluruh entitas telah menghasilkan apa yang harus dilakukan
untuk mendapatkan hak atas manfaatyang dipersentasikan oleh pendapatan.
3)
Prinsip Penandingan
Menyatakan kerja keras (beban) ditandingkan dengan
pencapaian (pendapatan)
sepanjang ha ini rasional dan dapat diterpkan.
4)
Prinsip Pengungkapan Penuh
Dalam memutuskan informasi yang akan dilaporkan praktek yang umum adalah menyediakan informasi yang mencukpi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pemakai,
disebut prinsip pengungkapan penuh.
A. DEFINISI SISTEM
Sekelompok elemen-elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
1)
Elemen sistem :
Tidak
semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama, tapi suatu susunan dasar
adalah: Input, Transformasi, Output,
Mekanisme Kontrol, Tujuan.
2)
Jenis Sistem :
Sistem Lingkaran Terbuka à sistem yang
tidak mempunyai elemen mekanisme kontrol, dan tujuan.
Sistem Lingkaran Tertutup à sistem yang
disertai oleh adanya elemen mekanisme kontrol dan tujuan.
3)
Sifat Sistem :
·
Sistem
terbuka: Sistem yang dihubungkan dengan lingkungannya
melalui arus sumberdaya.
·
Sistem
Tertutup: Sistem yang sama sekali tidak berhubungan dengan
lingkungannya.
·
Sistem
Fisik : sistem yang terdiri dari sejumlah sumber daya
fisik
·
Sistem
Konseptual: sistem yang menggunakan sumberdaya konseptual
(data dan informasi) untuk mewakili suatu sistem fisik.
B. EVALUASI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
1) Fokus Awal Pada Data
Pada
awal abad ke 20 pemakaian komputer terbatas hanya untuk aplikasi akuntansi dan
digunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling dasar
dalam setiap perusahaan. Sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk
menggantikan EDP.
2)
Fokus
Baru Pada Informasi
Konsep
penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai
diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari
bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan
informasi manajemen.
3)
Fokus
Revisi Pada Pendukung Keputusan
Sementara
SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya, muncul pendekatan
baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang ditujukan pada
suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.
4)
Fokus
Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation)
untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan produktivitas diantara para manajer
dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan alat-alat elektronik.
5)
Fokus
Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung
gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi masalah-masalah bisnis.
Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram untuk melaksanakan
sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.
Suatu komponen organisasi yang
mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan
informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar
perusahaan dan pihak ekstern.
1)
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan
subsistem CBIS lainnya :
·
SIA
melakasanakan tugas yang diperlukan
·
Berpegang
pada prosedur yang relatif standar
·
Menangani
data rinci
·
Berfokus
historis
·
Menyediakan
informasi pemecahan minimal
2) Perbedaan
SIA dan SIM :
·
SIA mengumpulkan mengklasifikasikan,
memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
·
SIM mengumpulkan mengklasifikasikan,
memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
3) komponen
SIA
·
Spesialis Informasi
·
Akuntan
Contoh
SIA sebagai pusat informasi perusahaan :
Bagian
pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran
produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa
perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan
biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut,
kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP.
Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan
ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan
merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari
contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
·
Pentingnya
komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu
keputusan.
·
Peranan
SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk
mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang
dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
·
informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada
pihak extern.
·
Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam Akuntansi Manajemen
terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan,
yaitu :
·
Sistem
Akuntansi Biaya
·
Sistem
Budgeting
1)
Sistem
Akuntansi Biaya
Digunakan untuk membantu
manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses
distribusi dan penjualan
2)
Budgeting
adalah proyeksi keuangan
perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam
perencanaan dan pengawasan.
Unsur-unsur yang dapat
mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
·
Analisa
Perilaku
·
Metode
kuantitatif
·
Komputer
3)
Analisa
Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam
kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat
mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi
seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang
untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan
harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam
menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain
dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
4)
Metode
Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang
akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai
dari informasi tersebut.
5)
Komputer
Pada beberapa perusahaan,
komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan,
sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat
dalam proses pengambilan keputusan.
BAB
IV
LAPORAN
LABA-RUGI DAN INFORMASI YANG BERHUBUNGAN
Laporan laba-rugi adalah laporan yang mengukur
kesuksesan operasi suatu perusahaan selama periode tertentu. Kalangan pelaku
bisnis maupun investasi menggunakan laporan laba-rugi ini untuk menentukan
keuntungan, nilai dari suatu investasi, dan kelayakan dari suatu
kredit/pinjaman. Informasi ini menguntungkan bagi investor dan kreditor untuk
membantu mereka memprediksikan nilai, waktu, dan ketidaktentuan arus kas di
masa depan.
1.
Kegunaan
Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi membantu pengguna
laporan keuangan memprediksikan arus kas masa depan dengan berbagai cara.
Investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan
laba-rugi ini untuk:
a. Mengevaluasi kinerja masa lalu
perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan dan beban, anda bias
mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan pesaing
lain.
b. Menyediakan dasar untuk memprediksi
kinerja di masa depan. Informasi mengenai kinerja masa lalu
dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan penting yang, jika berlanjut,
menyediakan informasi tentang kinerja masa depan.
c. Membantu menilai resiko atau
ketidakpastian pencapaian arus kas di masa depan.
Informasi tentang komponen laba memperlihatkan hubungan di antara komponen dan
dapat digunakan untuk menilai risiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus
kas tertentu di masa depan.
Singkatnya, informasi yang
terkandung di dalam laporan laba-rugi di antaranya, pendapatan, biaya,
keuntungan atau kerugian, membantu para pengguna mengevaluasi kinerja masa lalu
dan memberikan masukan mengenai kemungkinan pencapaian arus kas di masa depan.
2.
Keterbatasan
Laporan Laba-Rugi
Karena laba bersih itu hanya sebuah
perkiraan dan mencerminkan suatu asumsi, maka pengguna laporan laba-rugi harus
menyadari keterbatasan informasi yang terkandung di dalamnya, di antaranya:
a)
Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak
dilaporkan dalam laporan laba-rugi.
Hal ini dikarenakan pos-pos yang tidak dapat dapat diukur secara akurat tidak
dilaporkan dalam laporan laba rugi. Sebagai contoh keuntungan dan kerugian yang
belum terealisasi tidak dicatat dalam laporan laba rugi apabila terdapat
ketidakpastian bahwa perubahan nilai tersebut akan benar-benar terealisasi.
b)
Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi
yang digunakan. Perusahaan
yang memilih metode penyusutan yang berbeda dengan asumsi faktor lainnya adalah
sama maka akan memiliki tingkat laba yang berbeda.
c)
Pengukuran laba yang Smelibatkan estimasi. Misalkan dalam menentukan umur ekonomis suatu aset
yang sama dalam perusahaan yang berbeda. Ada perusahaan yang memilih jangka
waktu 20 tahun tapi ada juga perusahaan lain yang memilih hanya 15 tahun.
Beberapa keterbatasan laporan laba rugi akan mengurangi manfaat dari
laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus
kas masa depan.
3.
Kualitas
Laba
Perusahaan memiliki dorongan untuk
mengelola laba guna memenuhi target laba atau membuat laba terlihat kurang
beresiko. Baru-baru ini, SEC telah mengekspresikan kekhawatirannya bahwa
motivasi untuk memenuhi target laba bias membuat perusahaan mengabaikan praktek
bisnis yang baik. Akibatnya, kualitas laba dan kualitas pelaporan keuangan
menjadi menurun. Karenanya, SEC telah mulai mengambil tindakan tegas untuk
mencegah praktek pengelolaan laba.
Pengelolaan
laba
sering didefinisikan sebagai perencanaan waktu pendapatan, beban, keuntungan,
dan kerugian untuk mengurangi gejolak laba. Dalam sebagian kasus, pengelolaan
laba digunakan untuk menaikkan laba tahun berjalan sehingga menurunkan laba
tahun-tahun berikutnya, begitu pula sebaliknya.
Pengelolaan laba semacam itu
memiliki dampak negatif terhadap kualitas
laba jika hal itu mendistorsi informasi yang terdapat dalam laporan
laba-rugi sedemikian rupa sehingga mengurangi manfaatnya untuk tujuan peramalan
laba dan arus kas masa depan.
1.
Unsur
– unsur Laporan Laba-rugi
Laba bersih berasal dari transaksi
pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Transaksi-transaksi ini
diikhtisarkan dalam laporan laba-rugi. Metode pengukuran laba ini dikenal
sebagai pendekatan transaksi karena
berfokus pada aktivitas yang berhubungan dengan laba uang telah terjadi selama
periode akuntansi. Unsur-unsur utama laporan laba-rugi adalah sebagai berikut:
·
Pendapatan. Merupakan peningkatan manfaat ekonomi
selama periode akuntansi berupa arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan pada equitas/modal, selain yang berkaitan
dengan kontribusi dari pemegang saham.
·
Beban.
Merupakan penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi berupa arus keluar
atau penggunaan aset atau meningkatnya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
pada equitas/modal, selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang
saham.
·
Keuntungan.
Kenaikan ekuitas perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali
yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
·
Kerugian.
Penurunan ekuitas perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali
yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.
2.
Laporan
Laba-Rugi Bentuk Langsung
Dalam laporan laba-rugi bentuk
langsung, hanya ada dua pengelompokkan: pendapatan dan beban. Pendapatan
dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih.
Keunggulan utama format langsung
terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu
jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan
demikian, format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang bisa muncul.
3.
Laporan
Laba-Rugi Bertahap
Beberapa pihak berpendapat bahwa pencantuman
data pendapatan dan beban penting lainnya membuat laporan laba-rugi menjadi
lebih bermanfaat. Laporan laba-rugi bertahap digunakan untuk mengakui hubungan
tambahan ini.
Laporan ini memisahkan transaksi
operasi dari transaksi non-operasi, serta menandingkan biaya dan beban dengan
pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai komponen laba
yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam meneliti kinerja
perusahaan.
4.
Laporan
Laba-Rugi Ringkas
Dalam beberapa kasus, tidak mungkin
untuk menyajikan semua rincian beban yang diinginkan dalam satu laporan
laba-rugi yang biasa. Masalah ini dapat dipecahkan dengan hanya mencantumkan
total kelompok beban dalam laporan laba-rugi dan menyusun jadwal beban tambahan
untuk mendukung total-total tersebut.
Dengan format ini, laporan
laba-rugi itu sendiri dapat dikurangi menjadi beberapa baris dalam satu lembar
kertas kerja. Karena alasan itu, para pemakai yang ingin mempelajari semua data
yang dilaporkan tentang operasi harus memperhatikan jadwal pendukung itu.
C. PELAPORAN POS-POS TIDAK BIASA
Baik laporan laba-rugi bentuk langsung maupun
bertahap yang telah diilustrasikan. GAAP memperbolehkan fleksibilitas dalam
penyajian komonen laba. Namun, terdapat dua bidang yang penting yang telah
dikembangkan FASB sebagai pedoman khusus: apa yang perlu dicantumkan sebagai
laba dab bagaimana pos-pos tidak biasa atau luar biasa tertentu dilaporkan.
Pos-pos tidak biasa terbagi dalam enam kategori
umum, yaitu:
1.
Operasi
yang Dihentikan
Salah satu jenis paling umum dari
pos-pos tidak biasa adalah operasi yang dihentikan. Operasi yang dihentikan
terjadi apabila dua hal berikut terjadi: (a) perusahaan mengeliminasi hasil
operasi dan arus kas komponen dari operasi yang sedang berjalan, (b) tidak ada
lagi aktivitas yang dilakukan komponen itu setelah transaksi pelepasan.
2.
Pos-pos
Luar Biasa
Pos-pos luar biasa didefinisikan
sebagai pos-pos material yang jarang muncul, yang secara signifikan berbeda
dengan aktivitas bisnis utama perusahaan. Kriteria untuk pos-pos luar biasa
adalah sebagai berikut: (a) bersifat tidak biasa, transaksi yang mendasari
harus memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi, (b) kejarangan terjadinya,
transaksi yang mendasari harus merupakan jenis yang tidak diharapkan akan
terjadi kembali di masa datang.
3.
Keuntungan
dan Kerugian Tidak Biasa
Perusahaan cenderung melaporkan
pos-pos tidak biasa dalam bagian terpisah tepat di atas “laba dari operasi
sebelum pajak penghasilan” dan “pos luar biasa”, khususnya jika terdapat lebih
dari satu pos tidak biasa. Apabila laporan laba-rugi bertahap dibuat untuk
tujuan pekerjaan rumah, maka keuntungan dan kerugian tidak biasa harus
dilaporkan dalam bagian “pendapatan dan keuntungan lain atau beban dan kerugian
lain”, kecuali anda diminta untuk membuat bagian pos-pos tidak biasa
tersendiri.
4.
Perubahan
Prinsip Akuntansi
Salah satu jenis perubahan
akuntansi terjadi ketika suatu prinsip akuntansi yang digunakan perusahaan
berbeda dengan yang digunakan sebelumnya. Perubahan prinsip akuntansi akan
mencakup perubahan metode penetapan harga persediaan dari FIFO ke biaya
rata-rata atau perubahan dalam akuntansi untuk kontrak konstruksi dari metode
persentase penyelesaian menjadi metode selesainya kontrak.
Sebuah perusahaan mengakui
perubahan prinsip akuntansi dengan melakukan penyesuaian retrospektif terhadap
laporan keuangan. Penyesuaian ini menjadikan laporan keuangan tahun lalu
konsisten dengan prinsip yang baru diadopsi. Perusahaan mencatat pengaruh
kumilatif dari perubahan periode lalu sebagai penyesuaian terhadap laba ditahan
pada awal tahun yang disajikan.
5.
Perubahan
Estimasi
Estimasi selalu melekat dalam
proses akuntansi. sebagai contoh, perusahaan mengestimasi umur manfaat dani
nilai sisa aktiva yang dapat disusutkan, piutang tidak tertagih, keusangan
persediaan, dan jumlah periode yang diharapkan atas manfaat dari pengeluaran
tertentu. Jarang terjadi, karena berlalunya waktu, perubahan kondisi, atau
informasi baru yang diperoleh, bahkan estimasi yang pada awalnya dibuat dengan
niat baik harus diubah. Perubahan estimasi semacam ini disajikan dalam periode
terjadinya perubahan itu jika hanya mempengaruhi periode bersangkutan, atau
dalam periode terjadinya perubahan serta periode di masa depan jika perubahan
itu mempengaruhi keduanya.
Perubahan estimasi tidak ditangani
secara retrospektif, tetapi dikompensasi ke belakang untuk menyesuaikan tahun
sebelumnya. Perubahan estimasi tidak dipandang sebagai kesalahan atau pos-pos
luar biasa.
6.
Koreksi
Kesalahan
Kesalahan dapat terjadi akibat
kesalahan matematis, kesalahan dalam mengaplikasikan prinsip akuntansi, atau
salah dalam menggunakan fakta-fakta yang ada pada waktu laporan keuangan
disusun. Belakangan ini banyak perusahaan telah mengoreksi kesalahan dalam
laporan keuangannya. Kesalahan yang paling umum terkait pelaporan pendapatan
yang tidak tepat, akuntansi untuk opsi saham, penyisihan piutang, persediaan,
restrukturisasi, dan kerugian kontinjensi.
Perusahaan harus mengoreksi
kesalahan tersebut dengan membuat ayat jurnal yang tepat pada akun terkait dan
melaporkan koreksi tersebut dalam laporan keuangan. Koreksi kesalahan
diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, yang serupa dengan
perubahan prinsip akuntansi. Perusahaan mencatat kesalahan pada tahun di mana
kesalahan tersebut ditemukan.
D. MASALAH PELAPORAN KHUSUS
1.
Alokasi
Pajak Intraperiode
Perusahaan melaporkan pos-pos tidak
biasa (kecuali keuntungan dan kerugian tidak biasa) pada laporan laba-rugi atau
laporan laba ditahan bersih setelah pajak. Prosedur ini disebut alokasi pajak interperiode, yaitu
alokasi dalam satu periode. Alokasi ini mengaitkan beban pajak penghasilan dari
periode fiscal dengan pso-pos khusus yang meningkatkan jumlah provisi pajak.
Alokasi pajak intraperiode membantu
para pengguna laporan keuangan memahami dengan lebih baik dampak pajak penghasilan
terhadap berbagai komponen laba bersih. Selain itu, alokasi pajak intraperiode
juga mencegah pembaca laporan menggunakan ukuran kinerja sebelum pajak ketika
mengevaluasi hasil keuangan, dan karenanya mengakui bahwa beban pajak
penghasilan adalah biaya riil.
Alokasi pajak intraperiode dalam
laporan laba-rugi digunakan untuk pos-pos berikut: (1) laba dari operasi
berlanjut, (2) operasi yang dihentikan, dan (3) pos-pos luar biasa. Konsep
umumnya adalah “biarkan pajak mengikuti laba”.
2.
Laba
per Saham
Hasil operasi perusahaan biasanya
diikhtisarkan dalam satu angka penting: laba bersih. Namun, karena
pengikhtisaran ini seolah-olah belum cukup sebagai penyederhanaan, dunia
keuangan telah menerima secara luas sebuah angka yang lebih padat lagi sebagai
indicator bisnis yang paling signifikan, laba
per saham.
Perhitungan laba per saham biasanya
bersifat langsung. Rumus perhitungan laba per saham adalah laba bersih dikurangi dividen saham preferen (laba yang tersedia bagi
pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar.
Laba bersih per saham atau “laba
per saham” adalah rasio yang umumnya digunakan dalam prospectus, bahan
penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham.
3.
Laporan
Laba Ditahan
Laba bersih akan menaikkan laba ditahan
dan rugi bersih akan menurunkan laba ditahan. Sementara itu, baik dividen tunai
maupun dividen saham akan menurunkan laba ditahan. Perubahan prinsip akuntansi
dan penyesuaian periode sebelumnya bisa menaikkan atau menurunkan laba ditahan.
Rekonsiliasi antara saldo awal
dengan saldo akhir laba ditahan menyediakan informasi tentang mengapa aktiva
bersih meningkat atau menurun selama tahun berjalan.
Perusahaan sering kali membatasi
laba ditahan sesuai dengan persyaratan kontraktual, kebijakan dewan direksi,
atau kebutuhan saat ini. pada umumnya perusahaan mengungkapkan jumlah laba
ditahan yang dibatasi dalam catatan atas laporan keuangan.
4.
Laba
Komprehensif
Perusahaan biasanya memasukkan
semua pendapatan, beban dan keuntungan dan kerugian dalam laba yang diakui
selama periode berjalan. Pos-pos ini diklasifikasikan dalam laporan rugi-laba
sehingga para pembaca laporan keuangan dapat memahami dengan lebih baik
signifikansi dari berbagai komponen laba bersih. Perubahan prinsip akuntansi
dan koreksi kesalahan tidak dilibatkan dalam penghitungan laba bersih karena
pengaruhnya terkait dengan periode sebelumnya.
Pos-pos yang ‘melewati’laporan
laba-rugi akan dimasukkan menurut konsep laba komprehensif. Laba komprehensif
meliputi semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan akibat
investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Karena itu, laba
komprehensif meliputi semua pendapatan dan keuntungan, beban dan kerugian yang
dilaporkan dalam laba bersih, dan selain itu juga mencakup keuntungan dan
kerugian yang tidak dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas
pemegang saham.
A.
DEFINISI
Laba Ditahan adalah laba dari
operasi dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan pemegang saham.
Laba Ditahan merupakan jumlah rupiah
yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian dividen.
Transaksi-transaksi yang
mempengaruhi R/E adalah :
a.
Pembagian dividen
b.
L/R bersih operasi
c.
Koreksi pembukuan atas laba (rugi)
tahun-tahun yang lalu
Laporan
laba rugi bisa disajikan didalam laporan Laba Rugi atau terpisah dari laporan
Laba rugi. Dan laporan laba ditahan dapat disajikan di dalam Laporan Perubahan
Modal, dimana perubahan laba ditahan termasuk didalamnya.
Standar akuntansi harus membedakan
antara transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba rugi
yang akan disajikan dalam laporan laba rugi, dengan transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian yang mempengaruhi laba ditahan yang akan disajikan dalam
laporan Laba ditahan.
B. PERBEDAAN L/R dan R/E
|
L/R
|
R/E
|
|
1. Elemen-elemen L/R adalah
pendapatan, biaya, laba dan laba rugi, elemen – elemen itu tidak dapat
didebetkan atau dikreditkan ke dalam
R/E
|
1. Elemen-elemen yang dapat
didebetkan atau dikreditkan ke dalam R/E adalah :
a. Penutupan saldo rekening Ikhtisar
L/R
- Rugi laba (D)
-
Laba Bersih (K)
b. Distribusi kepada pemegang saham
(kas, property, atau saham)
- Deklarasi Dividen (D)
- Laba Ditahan (K)
c. Perubahan Prinsip Akuntansi
-
Penyesuaian retroaktif negative
(rugi, biaya) (D)
-
Penyesuaian retroaktif Positif
(Laba, pendapatam) (K)
d. Koreksi kesalahan periode sebelumnya
-
Penyesuaian periode sebelumnya
(rugi, biaya) (D)
-
Penyesuaian periode sebelumnya
(laba, pendapatan) (K)
e. Penyisihan laba yang ditahan untuk
tujuan-tujuan tertentu (perluasan pabrik, pelunasan utang dll)
-
Pencadangan (D)
-
Pembatalan Cadangan (K)
f.
Transaksi saham treasury
- Penyesuaian negative transaksi
saham treasury (D)
-
Laba Ditahan (K)
g. Quasi reorganisasi
-
Penghapusan untuk nilai buku
aktiva menjadi nilai pasar (D)
-
Untuk menjadikan bersaldo nol
dengan mengkredit sejumlah tertentu dati modal disetor (K)
|
Note
: Penyesuaian periode sebelumnya adalah
kesalahan yang dilakukan pada periode sebelumnya yang dketahui dan
dikoreksi pada periode sekarang, kecuali penyesuaian terhadap perubahan umur
aktiva tetap dan nilai residu, dan perubahan jumlah taksiran kerugian piutang.
Penyesuaian akan Nampak sebagai berikut :
R/E,
saldo awal XXXX
Koreksi kesalahan periode
sebelumnya (XXXX)
Laba ditahan setelah penyesuaian,
saldo awal XXXX
Laba ditahan (R/E) sangat erat
hubungannya dengan dividen. Dimana dividen adlah pembagian laba kepada pemegang
saham atas hak kepemilikan lembar saham perusahaan.
C. MACAM-MACAM DEVIDEN
1. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan
oleh PT adalah dividen kas. Yang perlu
diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah
jumlah uang yang ada mencukupi untuk
pembagian dividen tersebut.
2. Dividen Aktiva Selain Kas ( Property
Dividends )
Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk
surat-surat berharga perusahaan lain
yang dimiliki oleh PT, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain.
Pemegang saham akan mencatat dividen yang
diterimanya ini sebesar harga pasar
aktiva tersebut
3. Dividen Utang ( Scrip
Dividends )
Dividen utang timbul apabila laba
tidak dibagi itu saldonya mencukupi
untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup.
Sehingga pimpinan PT akan mengeluarkan
scrip dividends yaitu janji tertulis untuk
membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
4. Dividen Likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen
yang sebagian merupakan pembagian modal.
Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai
berapa jumlah pembagian laba dan berapa
yang merupakan pengembalian modal, sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.
5. Dividen Saham
Dividen saham adalah pembagian
tambahan saham, tanpa dipungut
pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan sahamsaham yang dimilikinya. (Baridwan, 2000 : 434)
Tiga tanggal penting dalam pembagian
dividen diantaranya adalah sebagai berikut :
|
Kejadian
|
Keterangan
|
Jurnal
|
|
Tanggal Pengumuman
Tanggal Pencatatan
(Date of record)
Tanggal pembayaran
(Date of payment)
|
Dewan direksi mengumumkan pembagian dividen sehingga
perusahaan mempunyai kewajiban mempunyai untuk membayar dividen.
Pada tanggal ini ditentukan pemegang sahan yang akan
menerima pembayaran dividen.
Kas (atau aktiva lain) didistribusikan kepada pemegang
saham yang berhak
|
R/E (D)
Hutang Dividen
(K)
Tidak diperlukan jurnal hanya diperlukan catatan memo
untuk pemegang saham yang berhak dalam buku pembantu
Hutang dividen (D)
Kas (K)
|
Untuk contoh konkrit bisa dilihat di CONTOH SOAL » Contoh Mengihitung Dividen (Pengaruh R/E).
D. PENCADANGAN
LABA DITAHAN
Kadang-kadang
manajemen perusahaan bermaksud menggunakan sumber-sumber perusahaan untuk
tujuan-tujuan khusus tertentu sehingga tidak dapat dibagikan dividen. Sehingga
guna memberitahukan kepada pemakai laporan tentang maksud tersebut, maka
dibentuk pencadangan R/E.
Contoh:
a. Untuk perluasan perluasan pabrik dilakukan dengan
mentransfer dari laba ditahan Rp 1 juta selama 5 tahun. Jurnal untuk mencatat
pencadangan tersebut setiap tahun selama 5 tahun adalah sebagai berikut:
- R/E Rp
1juta (D)
- Laba ditahan yang dicadangkan untuk perluasan
pabrik Rp 1juta (K)
b. Pada akhir tahun kelima saldo cadangan berjumlah Rp 5juta.
Apabila perluasan pabrik telah selesai dan pencadangan tersebut sudah tidak
diperlukan, maka jumlah tersebut ditransfer kembali ke laba ditahan:
- Laba ditahan yang dicadangkan untuk
perluasan pabrik Rp 5 juta (D)
- R/E Rp 5 juta (K)
E.
QUASI
REORGANISASI
Apabila
perusahaan menderita rugi, rekening laba ditahan akan bersaldo negative atau
deficit. Menurut undang-undang quasi reorganisasi meliputi 3 langkah berikut
ini :
a. Semua aktiva dinilai kembali pad nilainya sekarang (biasanya
nilai bersih yang dapat direalisasi) sehingga perusahaan tidak dibebani biaya
yang tinggi pada tahun-tahun berikutnya karena nilai aktiva yang terlalu
tinggi.
b. Agio harus dibentuk paling tidak sama dengan jumlah deficit,
dengan cara donasi dari pemegang saham perusahaan, pengurangan nominal saham,
atau cara-cara lainnya.
c. Jumlah deficit kemudian dibebankan ke agio saham hingga
bersaldo nol.
Karakteristik quasi reorganisasi
1. Adanya bagian atau elemen hak-hak
pemegang saham yang dicatat dengan nilai terlalu tinggi;
2. Adanya aktiva-aktiva yang dinilai
tinggi menurut ukuran yang berlaku pada waktu itu;
3. Adanya institusi menajamen baru.
CONTOH :
Posisi
modal pemegang saham PT. Liesti sebelum quasi reorganisasi adlah sebagai
berikut :
Saham
biasa, 10.000lb nominal Rp 150 Rp
1.500.000
Agio Saham Rp 300.000
R/E (Rp
500.000)
Jumlah
modal pemegang saham Rp
1.300.000
Dalam
rangka quasi reorganisasi dilakukan langkah-langkah berikut ini :
a. Diadakan revaluasi (penilaian
kembali) terhadap aktiva-aktiva perusahaan :
·
Persediaan
barang dianaikkan sebesar RP 100.000
·
Intangible
Assets Rp 200.000
·
Aktiva
tetap diturunkan Rp 100.000
Jurnal
revaluasi aktiva
:
Persediaan
Rp 100.000
R/E Rp 200.000
Intangible Rp 200.000
Aktiva Tetap Rp 100.000
(R/E – ((Intangible + AT)-Persediaan))= 200.000
b. Nilai nominal saham diturunkan dari
Rp 150/lb menjadi Rp 50
Jurnal
penurunan nilai nominal saham :
Modal
saham Biasa Rp 500.000
Agio Saham Biasa Rp 500.000
(10.000lb x Rp 50 = Rp 500.000)
c. Penghapusan deficit
Agio Saham
biasa Rp 500.000
R/E Rp
500.000
(Nilai R/E awal)
Posisi
modal pemegang saham PT. Liesti setelah quasi reorganisasi adalah sebagai
berikut :
Saham
biasa, 10.000lb nominal Rp 50 Rp
500.000
Agio Saham Rp
300.000
R/E Rp
0
Jumlah modal pemegang saham Rp 800.000
Perusahaan perlu membuat neraca sebagai laporan
pihak manajemen kepada pemilik atas asset yang dipercayakan kepadanya dan
kepada pengguna lainnya. Neraca merupakan rangkaian dari laporan keuangan yang
dibuat setelah manajemen membuat laporan perubahan ekuitas pemilik. Tanpa
neraca pengguna laporan keuangan tidak dapat memperoleh informasi keadaan
finansial perusahaan karena pada dasarnya neraca disusun berdasarkan informasi
yang berasal dari saldo buku besar. Pengguna laporan keuangan juga tidak dapat
membaca laporan keuangan secara parsial tanpa menghubungkan antara laporan
keuangan yang satu dengan laporan keuangan yang lain. Oleh karenanya, neraca
dibuat berdasarkan data-data akuntansi (saldo buku besar) yang benar dan
laporan neraca harus disertai dengan laporan-laporan lainnya.
Pada
dasarnya neraca disusun berdasarkan persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:
Aktiva
= Hutang + Modal
Aktiva
menunjuk pada penggunaan dana, sementara hutang dan modal merupakan sumber
dana. Dana / modal perusahaan secara umum dapat berasal dari hutang kepada pihak eksternal perusahaan dan hutang
kepada pihak internal perusahaan. hutang kepada pihak eksternal perusahaan
dalam akuntansi digolongkan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang. Sementara, hutang kepada pihak internal perusahaan dalam
akuntansi disebut sebagai modal. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab
ini.
Tujuan neraca adalah menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu, biasanya satu tahun. Hal ini
sesuai dengan prinsip going concern.
Perusahaan harus membagi-bagi periode yang tidak pasti (seumur hidup
perusahaan) ke dalam periode yang lebih pendek. Lebih lanjut tujuan pembuatan
neraca adalah untuk mengetahui perkembangan finansial perusahaan dan
pengendalian perusahaan. perusahaan perlu mengetahui perkembangan setiap peride
agar pimpinan perusahaan dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang diperlukan
untuk kemajuan perusahaan (kemakmuran prinsipal, seluruh masyarakat). Apabila
terjadi penyimpangan-penyimpangan, maka dengan cepat pimpinan perusahaan dapat
segera mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan (pengendalian).
Laporan neraca dibuat setelah perusahaan membuat
laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas pemilik dan melakukan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, menutup rekening laba rugi ke rekening
neraca.
Ikatan
Akuntan Indonesia (2002) dalam PSAK No. 1 menyatakan:
neraca
perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi
keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup
pos-pos berikut:
1.
aktiva berwujud / aktiva lancar,
dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No. 9
2.
aktiva tidak berwujud, dijelaskan lebih
lanjut dalam PSAK No 16 dan 19
3.
aktiva keuangan
4.
investasi yang diperlukan menggunakan
metoda ekuitas, dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No 13 dan 15
5.
persediaan, dijelaskan lebih lanjut
dalam PSAK No 14
6.
piutang usaha dan piutang lainnya
7.
kas dan setara kas
8.
hutang usaha dan utang lainnya
9.
kewajiban yang diestimasi
10.
kewajiban berbunga jangka panjang
11.
hak minoritas; dan
12.
modal saham dan pos ekuitas lainnya,
dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No 21
Ada
dua bentuk laporan neraca, yaitu skontro dan stafel. Perbedaan kedua bentuk
tersebut adalah pada susunan rekening. Bentuk skontro rekening-rekening aktiva
disusun pada sisi kiri dan rekening-rekening kewajiban disusun pada sisi kanan.
Sedangkan bentuk stafel rekening-rekening aktiva diletakkan pada bagian atas
selanjutnya diikuti rekening-rekening kewajiban. Untuk memperjelas perbedaan
kedua bentuk tersebut, dapat dilihat pada akhir bab ini.
Secara
umum, komponen-komponen yang ada di neraca dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Aktiva
lancar
Suatu
aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila aktiva tersebut memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a) Diperkirakan
akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu
siklus operasi normal perusahaan; atau
b)
Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk
tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12
bulan dari tanggal neraca; atau
c)
Berupa kas atau setara kas yang
penggunaannya tidak dibatasi
Beberapa
contoh aktiva yang dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar:
a)Kas
Kas terdiri dari saldo kas (cash on-hand) dan rekening giro.
Sementara setara kas didefinisikan sebagai investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. (kurang dari
tiga bulan)
b)
Piutang dagang
Aktiva ini timbul sebagai akibat
perusahaan menjual barang/jasa secara kredit.
c) Persediaan
Persediaan
ini diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih
rendah. Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konvesi dan
biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang
siap untuk dijual atau dipakai.
d) Surat
berharga / efek (investasi jangka pendek)
Hal
yang membedakan investasi jangka pendek dan jangka panjang adalah pada tujuan
dilakukannya investasi tersebut. Investasi jangka pendek bertujuan untuk
memanfaatkan dana yang menganggur. Sedangkan investasi jangka panjang bertujuan
untuk menguasai perusahaan lain.
Investasi
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar harus dicatat dalam neraca pada nilai
terendah antara biaya dan nilai pasar.
e)
Investasi jangka panjang
Investasi
yang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar harus dicatat dalam neraca
berdasarkan biaya perolehan, kecuali jik aharga pasar ivestasi jangka panjang
menunjukkan penurunan nilai di bawah biaya perolehan secara signifikan dan
permanen, perlu dilakukan penyesuaian atas nilai investasi tersebut. Penilaian
dalam hal ini dilakukan untuk masing-masing investasi secara individual.
Contoh
aktiva yang dapat dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang adalah
penyertaan.
2. Aktiva
tidak lancar
Suatu
aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar apabila aktiva tersebut
tidak memiliki ciri seperti yang disebut pada aktiva lancar. Aktiva tidak
lancar ini dibedakan menjadi dua yaitu aktiva tidak lancar berwujud dan aktiva
tidak lancar tidak berwujud.
Contoh
aktiva yang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar antara lain:
a) Kendaraan
b) Bangunan
c) Mesin
d) Peralatan
e) Tanah
f) Hak
paten
g) Goodwill
h) Aktiva
yang masih dalam pembangunan
i)
Beban yang ditangguhkan
3. Kewajiban
lancar
Suatu
kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika:
a)
diperkirakan akan diselesaikan dalam
jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau
b)
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas
bulan dari tanggal neraca
contoh
kewajiban yang termasuk dalam klasifikasi kewajiban jangka pendek adalah:
a)Hutang
dagang
b)
Hutang bank
c)Hutang
gaji
d)
Hutang dividen
e)Hutang
jangka panjang yang jatuh temponya kurang dari 12 bulan
4. Kewajiban
jangka panjang
Suatu
kewajiban dikatakan kewajiban jangka panjang apabila kewajiban tersebut tidak
memenuhi karakteristik yang ada pada kewajiban jangka pendek
5. Ekuitas
Perusahaan
mengungkapkan hal-hal berikut di neraca atau di catatan atas laporan keuangan:
a)
Untuk setiap jenis saham
·
jumlah saham modal dasar
·
jumlah saham yang diterbitkan dan
disetor penuh
·
nilai nominal saham
·
ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
·
hak, keistimewaan, dan pembatasan yang
melekat pada setiap jenis saham termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran
kembali atas modal
·
saham perusahaan yang dikuasai oleh
perusahaan itu sendiri atau oleh anak perusahaan atau perusahaan asosiasi; dan
·
saham yang dicadangkan untuk hak opsi
dan kontrak penjualan, termasuk nilai dan persyaratannya.
b) penjelasan
mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuitas
c) penjelasan
apakah dividen yang diusulkan tapi secara resmi belum disetujui untuk
dibayarkan telah diakui atau tidak sebagai kewajiban dan
d) jumlah
dividen saham preferen kumulatif yang belum diakui.
PSAK mengatur bahwa minimal yang
disajikan dalam neraca mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Aktiva
berwujud
2. Aktiva
tidak berwujud
3. Aktiva
keuangan
4. Investasi
yang diperlakukan menggunakan metoda ekuitas
5. Persediaan
6. Piutang
usaha dan piutang lainnya
7. Kas
dan setara kas
8. Hutang
usaha dan hutang lainnya
9. Kewajiban
yang diestimasi
10. Kewajiban
berbunga jangka panjang
11. Hak
minoritas
12. Modal
saham dan pos ekuitas lainnya
Pos, judul, dan sub jumlah lain disajikan dalam
neraca apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau
apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan posisi keuangan
perusahaan secara wajar.
Perusahaan harus mengungkapkan di
neraca atau di catatan atas laporan keuangan, sub-klasifikasi pos-pos yang
disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi
perusahaan. Setiap pos di sub-klasifikasikan, jika memungkinkan sesuai dengan
sifatnya; jumlah terutang atau piutang pada perusahaan induk, anak perusahaan,
perusahaan asosiasi dan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa lainnya
diungkapkan secara terpisah.
Neraca
dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan likuiditas, solvabilitas. Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya. Sementara solvabilitas menunjuk
pada kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya apabila perusahaan
dilikuidasi. Baik Likuiditas maupun solvabilitas akan dibahas lebih lanjut pada
Bab III.
Ø Bentuk Skontro:

PT
ABC
Neraca
Per
31 Desember 2002
(dalam
rupiah)
|
Aktiva
|
Kewajiban
|
|
Aktiva
lancar
|
Kewajiban
jangka pendek:
|
|
Kas dan bank
|
Hutang dagang
|
|
Piutang dagang
|
Hutang bunga
|
|
Persediaan
|
Hutang pajak penghasilan
|
|
Aktiva
tidak lancar
|
Kewajiban
jangka menengah
|
|
Kendaraan
|
Leasing
|
|
Penyusutan kendaraan
|
Kewajiban
jangka panjang
|
|
Mesin
|
Hutang obligasi
|
|
Penyusutan mesin
|
Hutang hipotek
|
|
Bangunan
|
Modal
sendiri
|
|
Penyusutan bangunan
|
Saham preferen
|
|
Tanah
|
Saham biasa
|
|
|
Agio/disagio
|
|
|
Laba
yang ditahan
|
|
Total
Aktiva
|
Total
Kewajiban
|
Ø Bentuk stafel:

PT
ABC
Neraca
Per
31 Desember 2002
(dalam
rupiah)
Aktiva
Aktiva
Lancar:
Kas dan bank
Piutang dagang
Persediaan
Aktiva tidak lancar:
Kendaraan
Penyusutan kendaraan
Mesin
Penyusutan mesin
Bangunan
Penyusutan bangunan
Tanah
Total Aktiva
Kewajiban
Kewajiban
jangka pendek:
Hutang
dagang
Hutang
bunga
Hutang
pajak penghasilan
Kewajiban jangka menengah
Leasing
Kewajiban jangka panjang
Hutang
obligasi
Hutang
hipotek
Modal sendiri
Saham
preferen
Saham
biasa
Agio/disagio
Laba yang ditahan
Total Pasiva
Laporan
arus kas pada dasarnya merupakan laporan atas hasil dan penggunaan kas dan
setara kas. Banyak aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, membayar gaji,
membayar utang, melakukan pembelian, memproduksi, melakukan investasi dan
sebagainya. Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan biaya
baik kas dan setara kas maupun non kas. Kegiatan perusahaan yang membutuhkan
kas dirangkum dalam laporan arus kas.
FASB
dan Ikatan Akuntan Indonesia mensyaratkan bahwa perusahaan perlu membuat
laporan arus kas, karena laporan tersebut memberikan manfaat bagi pengguna
laporan keuangan. Laporan arus kas tersebut dibuat bersamaan dengan laporan
keuangan yang lainnya (laba rugi, perubahan ekuitas pemilik, neraca). Berbagai
penelitian juga menunjukkan bukti bahwa laporan keuangan mempunyai kandungan
informasi. Laporan arus kas memberikan informasi yang lebih pada laporan
keuangan perusahaan. Bahkan rasio-rasio arus kas mempunyai daya prediksi yang
lebih baik dan lebih reliabel dari pada rasio-rasio neraca (Mills dan Yamamura,
1998; Karsono, Yosef Widya, 2001).
Rasio-rasio
yang bersumber dari neraca (selanjutnya diungkap dengan rasio-rasio neraca)
dapat misleading. Hal ini terbukti
bahwa banyak perusahaan yang memiliki rasio-rasio neraca baik tetapi
perusahaan-perusahaan tersebut gulung tikar. Penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa ternyata perusahaan-perusahaan yang bangkrut tersebut
memiliki rasio-rasio arus kas negatif. Rasio-rasio arus kas yang negatif
menyebabkan kas yang ada di perusahaan semakin sedikit (turun). Turunnya kas
menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar kewajiban yang seharusnya
dibayarkan. Ini dapat dijelaskan lebih lanjut dengan contoh sebagai berikut:
Misalkan
suatu perusahaan mempunyai aktiva lancar Rp 1.000,- dan hutang lancar sebesar
Rp 500,-. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan mempunyai current ratio sebesar 200%. Rasio current sebesar 200% ini mempunyai arti
bahwa Rp 2,- aktiva lancar digunakan untuk menanggung Rp 1,- hutang lancar.
Karena perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar 2 : 1, maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid (ditinjau dari sisi current rationya). Kelikuidan perusahaan
tersebut tidak berarti apa-apa apabila perusahaan tidak bisa membayar hutangnya
secara tunai. Hal ini bisa terjadi apabila jumlah kas yang dimiliki oleh
perusahaan relatif sedikit dari pada hutangnya. Katakanlah jumlah kas yang
tertera di neraca Rp 100,-, jumlah kas ini tidak dapat digunakan untuk menutup
hutang perusahaan yang jumlahnya Rp 500,-. Tentu saja perusahaan berharap bahwa
piutang yang dimilikinya dapat segera tertagih dan persediaan yang ada dapat
segera terjual. Namun apabila harapan tersebut tidak nyata, perusahaan mau
tidak mau harus mencari sumber dana lain, mungkin berasal dari hutang atau
pemilik.
Ditinjau
dari manajemen keuangan, apabila perusahaan berhutang dan hutangnya digunakan
untuk menutup hutang, maka tidak dapat dibenarkan. Hutang dapat dibenarkan
apabila ditujukan untuk kegiatan produktif. Di lain pihak, apabila sumber dana
tersebut berasal dari pemilik, pemilik yang rasional seharusnya berpikir ulang
untuk menanamkan dananya pada perusahaan.
Apabila
perusahaan membuat laporan arus kas, maka pengguna akan lebih mengetahui
kegunaan kas yang ada di dalam perusahaan. Berapa bagian yang digunakan untuk
operasi, berapa bagian yang digunakan untuk pendanaan, dan berapa bagian yang
digunakan untuk investasi. Pengguna laporan keuangan dapat menilai apakah
perusahaan tepat dalam menggunakan kas yang dimilikinya. Pengguna laporan
keuangan perusahaan dapat secara langsung melihat pada bottom line. Apakah kas yang dihasilkan dan digunakan perusahaan
pada periode tersebut negatif atau positif. Apabila arus kas negatif
menunjukkan bahwa pengeluaran kas (baik operasi, investasi, ataupun pendanaan)
lebih besar dari pada pemasukan (hasil yang diperoleh dari aktivitas operasi,
investasi, ataupun pendanaan).
Dari
contoh di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa rasio-rasio neraca dapat
mengakibatkan misleading dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu untuk mengurangi misleading, perlu ada rasio-rasio yang lain selain rasio-rasio
neraca. Dari arus kas dapat diperoleh beberapa rasio yang dapat digunakan untuk
mengetahui kesehatan perusahaan.
Seperti
telah disebutkan di atas, aktivitas perusahaan dapat digolongkan menjadi tiga
bagian, yaitu aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Jumlah kas yang
berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan
operasi perusahaan, membayar dividen dan melakkukan investasi baru tanpa
mengandalkan sumber pendanaan dari luar. (PSAK No.2, IAI, 2002). Contoh arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah:
1. Penerimaan
kas dari penjualan barang dan jasa
2. Penerimaan
dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain
3. Pembayaran
kas kepada pemasok barang dan jasa
4. Pembayaran
kas kepada karyawan
5. Penerimaan
dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas, dan manfaat asuransi lainnya
6. Pembayaran
kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi
7. Penerimaan
dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi.
Aktivitas
pendanaan melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan
investasi oleh pemilik, peminjaman dana, dan pengambilan uang oleh pemilik.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
1. Penerimaan
kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya;
2. Pembayaran
kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan
3. Penerimaan
kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya
4. Pelunasan
pinjaman
5. Pembayaran
kas oleh penyewa guna usaha (lessee)
untuk mengurangi saldo kewajiban yangberkaitan dengan sewa guna usaha
pembiayaan (financial lease)
Aktivitas
investasi melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau
penjualan aktiva tidak lancar. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi antara lain:
1.
Pembayaran kas untuk membei aktiva
tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya
pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
2.
Penerimaan kas dari penjualan tanah,
bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain
3.
Perolehan saham atau instrumen keuangan
perusahaan lain
4.
Uang muka danpinjaman yang diberikan
kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga
keuangan)
5.
Pembayaran kas sehubungan dengan future contract, forward contracts, option
contracts, dan swap contracts
kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading) atau apabila
pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Ada dua metoda yang digunakan untuk menyusun arus kas. Metoda tersebut
adalah metoda langsung dan metoda tidak langsung. Dalam metoda tidak langsung,
Dalam metoda langsung, rekening-rekening yang berhubungan (mempengaruhi) net income terlebih dahulu disesuaikan.
Penyesuaian ini dilakukan karena pencatatan transaksi perusahaan menggunakan
metoda accrual basis, sementara di
dalam laporan arus kas metoda yang digunakan adalah cash basis. Berikut ini disajikan pelaporan kedua metoda tersebut.
Perbedaan antara penerimaan kas dan pembayaran yang berhubungan dengan
aktivitas operasi menghasilkan kas bersih dari kegiatan operasi. Keuntungan
metoda langsung adalah metoda ini menyajikan laporan penerimaan kas dan
pengeluaran kas, sehingga dipandang konsisten dengan tujuan dari pelaporan arus
kas itu sendiri, yaitu memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran
kas.
Metoda tidak langung diawali dengan net income dan disesuaikan terhadap rekening-rekening yang mempengaruhi net income tetapi tidak mempengaruhi kas
operasi. Sebagai contoh: depresiasi, amortisasi, gain & loss yang berasal dari aktivitas pendanaan dan
investasi. Keuntungan dari metoda tidak langsung adalah metoda ini lebih
menfokuskan menjelaskan perbedaan antara net
income dengan net cash flow hasil
kegiatan operasional. Metoda ini juga menjelaskan hubungan antara neraca, net income, net cash flow. Dalam praktek metoda
ini yang sering digunakan untuk menyusun laporan arus kas.
Ø Metoda Langsung
PT
ABC
Laporan
Arus Kas
Tahun
yang berakhir 31 Desember 20-2
(dalam
rupiah)
|
Arus kas dari Aktivitas Operasi
|
|
|
|
Penerimaan kas dari pelanggan
|
30.150
|
|
|
Pembayaran kas kepada pemasik dan
karyawan
|
(27.600)
|
|
|
Kas yang dihasilkan operasi
|
2.550
|
|
|
Pembayaran bunga
|
(270)
|
|
|
Pembayaran pajak penghasilan
|
(900)
|
|
|
Arus kas sebelum pos luar biasa
|
1.380
|
|
|
Hasil dari asuransi karena gempa bumi
|
180
|
|
|
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
|
|
1.560
|
Arus
kas dari aktivitas investasi
|
|
|
|
Perolehan anak perusahaan X dengan kas
(catatan A)
|
(550)
|
|
|
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan
(catatan B)
|
(350)
|
|
|
Hasil dari penjualan peralatan
|
20
|
|
|
Penerimaan bunga
|
200
|
|
|
Penerimaan dividen
|
200
|
|
|
Arus kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi
|
|
(480)
|
Arus
kas dari aktivitas pendanaan
|
|
|
|
Hasil dari penerbitan modal saham
|
250
|
|
|
Hasil dari pinjaman jangka panjang
|
250
|
|
|
Pembayaran hutang sewa guna usaha
keuangan
|
(90)
|
|
|
Pembayaran dividen*
|
(1.200)
|
|
|
Arus
kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
|
|
(790)
|
|
Kenaikan
bersih kas dan setara kas
|
|
290
|
|
Kas
dan setara kas pada awal periode (catatan C)
|
|
120
|
|
Kas
dan setara kas pada akhir periode
|
|
410
|
*
dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi
Ø Metoda
Tidak Langsung
PT
ABC
Laporan
Arus Kas
Tahun
yang berakhir 31 Desember 20-2
|
Arus kas dari Aktivitas Operasi
|
|
|
|
Laba
bersih sebelum pajak dan pos luar biasa
|
3.350
|
|
|
Penyesuaian
untuk:
|
|
|
|
Penyusutan
|
450
|
|
|
Kerugian selisih kurs
|
40
|
|
|
Penghasilan investasi
|
(500)
|
|
|
Beban bunga
|
400
|
|
|
Laba
operasi sebelum perubahan modal kerja
|
3.740
|
|
|
Kenaikan piutang dagang dan piutang
lain
|
(500)
|
|
Penurunan persediaan
|
1.050
|
|
|
Penurunan hutang dagang
|
(1.740)
|
|
|
Kas
dihasilkan dari operasi
|
2.550
|
|
|
Pembayaran
bunga
|
(270)
|
|
|
Pembayaran
pajak penghasilan
|
(900)
|
|
|
Arus
kas sebelum pos luar biasa
|
1.380
|
|
|
Hasil
dari penyelesaian asuransi gempa bumi
|
180
|
|
Arus kas bersih dari aktivitas
operasi
|
|
1.560
|
Arus
kas dari aktivitas investasi
|
|
|
|
Perolehan
anak perusahaan X dengan kas (catatan A)
|
(550)
|
|
|
Pembelian
tanah, bangunan, dan peralatan (catatan B)
|
(350)
|
|
|
Hasil
dari penjualan peralatan
|
20
|
|
|
Penerimaan
bunga
|
200
|
|
|
Penerimaan
dividen
|
200
|
|
|
Arus
kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
|
|
(480)
|
Arus
kas dari aktivitas pendanaan
|
|
|
Hasil dari penerbitan modal
saham
|
250
|
|
Hasil dari pinjaman jangka
panjang
|
250
|
|
Pembayaran hutang sewa guna
usaha keuangan
|
(90)
|
|
Pembayaran dividen*
|
(1200)
|
|
Arus kas bersih yang digunakan
untuk aktivitas pendanaan
|
|
(790)
|
Kas
bersih kas dan setara kas
|
|
290
|
Kas
dan setara kas pada awal periode (catatan c)
|
|
120
|
Kas
dan setara kas pada akhir periode
|
|
410
|
Catatan atas Laporan Arus Kas
(metoda langsung dan metoda tidak
langsung)
1. Perolehan
Anak Perusahaan
Selama
periode ini perusahaan membeli anak perusahaan X. nilai wajar dari aktiva yang
diperoleh dan kewajiban diasumsikan sebagai berikut:
|
|
Dalam
rupiah
|
|
Kas
|
40
|
|
Persediaan
|
100
|
|
Piutang
Dagang
|
100
|
|
Tanah,
Bangunan, dan Peralatan
|
650
|
|
Hutang
Dagang
|
(100)
|
|
Hutang
jangka panjang
|
(200)
|
|
Total
harga beli
|
590
|
|
Dikurangi:
kas dari X
|
(40)
|
|
Arus
kas dari perolehan anak perusahaan
|
550
|
2. Tanah,
Bangunan, dan Peralatan
Selama
periode ini, perusahaan memperoleh tanah, bangunan dan peralatan dengan nilai
total Rp 1.250 dimana Rp 900 diantaranya diperoleh melalui sewa guna usaha
keuangan. Pembayaran kas untuk perolehan ini adalah Rp 350.
3. Kas
dan Setara Kas
Kas
dan setara kas terdiri dari kas di tangan dan saldo bank, serta investasi dalam
instrumen pasar uang. Kas dan setara kas dalam laporan arus kas meliputi
jumlah-jumlah dalam neraca berikut ini:
|
|
20-8
|
20-9
|
|
Kas
dan Bank
|
40
|
25
|
|
Investasi
jangka pendek
|
370
|
135
|
|
Kas
dan setara kas yang dilaporkan sebelumnya
|
410
|
160
|
|
Pengaruh
perubahan nilai tukar valuta
|
-
|
(40)
|
|
Kas
dan setara kas setelah dinyatakan kembali
|
410
|
120
|
Kas
dan setara kas pada akhir periode meliputi rekening deposito bank sebanyak Rp
100 yang dipegang oleh anak perusahaan dan tidak dapat digunakan dengan bebas
oleh holding company karena adanya
pembatasan arus valuta.
Kelompok
perusahaan ini mempunyai fasilitas pinjaman untuk ekspansi di masa depan
4. Informasi
Segmen
|
|
Dalam
rupiah
|
||
|
|
Segmen
A
|
Segmen
B
|
Total
|
|
Arus
kas dari
|
1.700
|
(140)
|
1.560
|
|
Aktivitas
operasi
|
(640)
|
160
|
(480)
|
|
Aktivitas
investasi
|
(570)
|
(220)
|
(790)
|
|
Aktivitas
pendanaan
|
490
|
200
|
290
|
Alternatif Penyajian
(metoda tidak langsung)
Sebagai
alternatif, dalam laporan arus kas dengan metoda tidak langsung, laba operasi
sebelum perubahan modal kerja kadang-kadang disajikan sebagai berikut (dalam
rupiah):
|
Pendapatan
di luar pendapatan investasi
|
30.650
|
|
Biaya
operasi di luar penyusutan
|
(26.910)
|
|
Laba
operasi sebelum perubahan modal kerja
|
3.740
|
BAB VII
AKUNTANSI & NILAI WAKTU DARI
UANG
A. KONSEP NILAI
WAKTU DASAR
Nilai
waktu dari uang (time value of money) merupakan istilah yang menunjukkan hubungan
antara waktu dan uang. Konsep ini mengacu pada perbedaan nilai uang yang
disebabkan karena perbedaan waktu uang.
1. Aplikasi
konsep nilai waktu
Konsep
bunga majemuk, anuitas, dan sekarang teknik nilai sekarang dapat
diterapkan untuk banyak item yang ditemukan dalam laporan keuangan baik untuk
aplikasi bisnis maupun untuk keuangan pribadi. Dalam akuntansi, teknik ini
dapat digunakan untuk mengukur nilai relatif dari arus kas masuk dan arus kas
keluar, mengevaluasi peluang investasi alternatif, dan menentukan pembayaran
berkala yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban di masa depan. Beberapa item
akuntansi yang teknik ini dapat diterapkan adalah: (a) wesel (Notes), (b)
Lease, (c) Pensions and Other Postretirement Benefits, (d) aset jangka panjang,
(e) Shared-Based Compensation , (f) kombinasi bisnis, (g) pengungkapan, dan (h)
kewajiban di lingkungan (Environmental Liabilities).
2. Sifat
bunga
Bunga
adalah pembayaran untuk peminjaman uang atau dapat dikatakan bahwa bunga adalah
sejumlah uang yang dibayarkan atas peminjaman uang tertentu. Contohnya jika
JERRY Co. meminjam dana dari Swiss Bank sebesar $20.000 dengan bunga 10%,
berarti JERRY Co. membayar total $22.000 dengan bunga $2.000.
Dalam
penentuan suku bunga, salah satu faktor penting yang diperhatikan adalah
tingkat resiko. Semakin tinggi tingkat resiko kredit maka semakin tinggi pula
suku bunganya. Variable-variabel dalam perhitungan bunga ada tiga, yaitu
· Pokok
utang (Principal) : jumlah yang dipinjam atau diinvestasikan.
· Suku
bunga (Interest rate) : persentase yang dibayarkan atau didapat dari pokok yang
dipinjam atau diinvestasikan.
· Waktu
(tima) : jumlah tahun peminjaman atau investasi.
Hubungan
dari tiga variable di atas adalah semakin besar pokok utang,semakin besar
jumlah bunga.semakin tinggi suku bunga,semakin besar jumlah bunga dan semakin
lama periode waktu maka semakin besar jumlah bunga.
3. Bunga
sederhana
Bunga
yang dibayarkan hanya dari jumlah pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam.
Rumusnya
: bunga = p x i x n
Dengan
P = pokok pinjaman
i = suku bunga
n = jumlah periode
contoh,
jika JERRY CO. meminjam uang sebesar $10.000 untuk dua tahun dengan bunga
sederhana 5%, maka total yang harus dibayar sbb :
bunga = p x i x n
= $10.000 x 0,05 x
2
= $1.000
4. Bunga
Majemuk
Bunga
majemuk dihitung setiap periode pada pokok yang asli dan semua akumulasi bunga
selama periode masa lalu. Artinya bunga majemuk dihitung atas pokok dijumlahkan
bunga yang dihasilkan.
Contoh,
jika JERRY Co. meminjam $ 20.000 untuk dua tahun 5% per tahun dengan
bunga majemuk:
bunga tahun 1 = p x i x n = 20.000 x 0,05 x 1 = 1.000
bunga tahun 2 = (10.000 + 500) x 0,05 x 1 = 1.050
Jumlah bunga yang diperoleh selama tiga tahun = $1.000 +
$1.050 = $ 2.050
5. Variable
–variabel fundamental
Ada
empat variable-variabel fundamental dalam masalah bunga majemuk :
·
Suku
bunga
Suku
buku tahunan yang disesuaikan dengan lamanya periode.
·
Periode
waktu
Jumlah
periode pemajemukan.
·
Nilai
Masa depan
Nilai
atau jumlah di masa depan dari jumlah atau nilai tertentu yang diinvestasikan
sekarang atau masa lalu dengan memperhitungkan bunga majemuk.
·
Nilai
sekarang
Nilai
atau jumlah saat ini yang akan diperoleh jika mengivestasikan sejumlah tertentu
di masa depan.
Masalah
jumlah tunggal yang dimaksud disini adalah sbb :
·
Unknown
future value, maksudnya menghitung nilai masa depan yang tidak diketahui dari
jumlah uang yang diinvestasikan sekarang dengan periode waktu dan suku bunga
tertentu.
·
Unknown
present value, maksudnya menghitung nilai masa sekarang yang tidak diketahui
dari jumlah uang yang diinvestasikan di masa depan dengan periode dan suku
bunga tertentu.
1.
Nilai
Masa Depan dari jumlah tunggal (Future Value of a Single Sum)
Nilai atau jumlah yang akan didapatkan di masa depan dari
jumlah tertentu yang diinvestasikan saat ini.
Rumusnya :
FV
= PV (FVF n,I )
Dengan FV
= nilai masa depan
PV = nilai sekarang
(pokok atau jumlah tunggal/single sum)
FVFn,I = faktor nilai masa depan untuk n periode pada
suku bunga i.
Contoh : jika JERRY Co. menginvestasikan modal sebesar
$20.000 selama 5 tahun dengan bunga majemuk 10%. Berapa nilai masa depan yang
diinvestasikannya ?
FV = PV (FVF n,i )
FV = $20.000 (FVF 5,10% )
FV = $20.000 ( 1 + 0,10 )5
FV = $20.000 (1.61051)
FV = $32.210
2. Nilai
Sekarang dari Jumlah Tunggal (Present Value of a Single Sum)
Jumlah
nilai yang mesti diinvestasikan saat ini agar menghasilkan nilai masa depan
yang diketahui sebelumnya.
Rumusnya
: PVF
n,i = 1/(1+i)n ; PV = FV (PVF n,I )
Dengan FV
= nilai masa depan
PV = nilai sekarang
(pokok atau jumlah tunggal/single sum)
PVFn,I = faktor nilai masa sekarang untuk n periode
pada suku bunga i.
Contoh
: berapa nilai sekarang dari $32.210yang akan diterima dalam 5 tahun dengan
bunga 10%?
PV = FV (PVF n,I )
= FV (PVF 5,10% )
= $32.210 (1/(1+0,10)5)
= $20.000
3. Mencari
Variabel-variabel Lain yang Tidak diketahui
Variable
– variable lain yang dimaksud disini adalah jumlah periode (n) atau suku bunga
(i) yang tidak diketahui. Variable-variabel tersebut dapat dihitung atau dicari
jika tiga dari empat variable fundamental yang dijelaskan sebelumnya diketahui.
·
Perhitungan
jumlah periode
Misalnya,
JERRY Co. mendepositokan uang sebesar $47.811 dengan bunga 10% agar dapat mengumpulkan
uang sebesar $70.000. Berapa tahun yang dibutuhkan sampai uang tersebut
terakumulasi menjadi $70.000?
Dengan
menggunakan pendekatan masa depan, maka :
FV = PV (FVF n,i )
$70.000 = $47.811 (FVF n,10%)
FVFn,10% = $70.000/$47.811
= 1,46410, dengan melihat table bunga maka dapat diketahui jika
waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun.
·
Perhitungan
suku bunga
Perhitungan
suku bunga sama dengan perhitungan jumlah periode,dapat menggunakan pendekatan
nilai masa depan atau pendekatan nilai sekarang. Dimana hasil pembagian PV
dengan FV atau sebaliknya, dapat dilihat ditabel bunga untuk mengetahui suku
bunganya.
C. ANUITAS
Menurut
definisi anuitas adalah pembayaran atau penerimaan berkala (sewa) yang selalu
berjumlah sama,dimana interval waktu di antara sewa atau pembayaran juga selalu
sama dan bunga dimajemukkan sekali setiap interval. Atau dapat disimpulkan jika anuitas
adalah serangkaian pembayaran yang sama untuk jumlah tahun tertentu.
Anuitas dibagi menjadi dua tipe dasar:
·
Anuitas
biasa adalah anuitas dengan pembayaran di akhir periode
·
Anuitas
jatuh tempo adalah anuitas dengan pembaran pada awal
periode
1. Nilai Masa
Depan dari Anuitas Biasa
Dalam
menentukan nilai masa depan anuitas,pendekatan yang dilakukan adalah menghitung
nilai dimana pembayaran dalam rangkaian itu akan terakumulasi, kemudian
menjumlahkan masing-masing nilai masa depannya.
Rumus yang digunakan :
FVF-0An,I =
(1+i)n - 1
i
dimana
FVF-0An,I = factor
nilai masa depan dari suatu anuitas biasa
I = suku bunga per periode
n
= jumlah periode pemajemukan
dan
rumus untuk nilai masa depan dari anuitas = R (FVF-0An,I)
dimana
R =
pembayaran periodic
2. Nilai Masa
Depan dari Anuitas Jatuh Tempo
Anuitas
jatuh tempo mengasumsikan pembayaran terjadi pada awal setiap periode. Itu
berarti, bahwa anuitas jatuh tempo akan mengakumulasikan bunga selama periode
pertama. Faktor nilai masa depan dari anuitas jatuh tempo dapat dihitung dengan
mengalikan faktor nilai masa depan dari anuitas biasa dengan dengan 1 ditambah
suku bunga.
3. Nilai
Sekarang dari Anuitas Biasa
Nilai
sekarang dari anuitas biasa adalah nilai sekarang dari serangkaian jumlah yang
sama untuk diterima pada interval yang sama pula. Nilai sekarang dari anuitas
biasa dapat dihitung dengan cara :
Nilai Sekarang dari Anuitas Biasa = R (PVF-0A n,i )
4. Nilai
Sekarang dari Anuitas Jatuh Tempo
Dalam
penentuan nilai sekarang dari anuitas jatuh tempo, selalu terdapat periode
diskonto yang kurang dari 1. Dimana faktor nilai sekarang dari anuitas jatuh
tempo dapat dihitung dengan mengalikan faktor nilai dari anuitas biasa dengan 1
ditambah suku bunga ( 1 +i ).
D. SITUASI YANG LEBIH KOMPLEKS
Terdapat
dua situasi umum dalam hal ini :
1. Anuitas
yang Ditangguhkan
Anuitas
yang ditangguhkan maksudnya, anuitas yang pembayarannya dimulai setelah
beberapa periode tertentu yang ditentukan. Contoh, anuitas biasa ditangguhkan
selama 3 tahun dari 5 tahun pembayaran. Berarti pembayaran pertama terjadi di
akhir tahun ke-5. Begitupun dengan anuitas jatuh tempo, berarti pembayaran
pertama terjadi di awal tahun ke-5.
·
Nilai
masa depan dari anuitas yang ditangguhkan
Pada
perhitungan nilai masa depan dari anuitas yang ditangguhkan cukup sederhana
karena hanya lansung menghitung nilai masa depan dengan mengabaikan periode
penangguhan.
·
Nilai
sekarang dari anuitas yang ditangguhkan
Untuk
menghitung nilai sekarang dari anuitas yang ditangguhkan, maka bunga yang
terakumulasi selama periode penangguhan harus diakui.
2. Penilaian
obligasi jangka panjang
Pada
penilaian obligasi jangka panjang akan menghasilkan dua arus kas yaitu :
·
Pembayaran
bunga periodic
·
Nilai
nominal (single-sum) saat jatuh tempo.
Nilai
pasar (market value) pada obligasi jangka panjang adalah gabungan dari pokok
pinjaman dengan bunga anuitas.
3. Amortisasi
diskonto atau premi obligasi bunga efektif
Amortisasi
berarti dihapus dan dibebankan ke beban bunga. Metode bunga efektif adalah
metode yang dianjurkan dalam amortisasi diskonto atau premi obligasi.
Metode
amortisasi diskonto atau premi obligasi dengan bunga efektif :
·
Pertama,
beban bunga dihitung = nilai buku obligasi X suku bunga efektif
·
Kedua,
amortisasi dihitung dengan membandingkan beban bunga obligasi dengan bunga yang
harus dibayar.
E. PENGUKURAN
NILAI SEKARANG
Pengukuran
nilai sekarang menggunakan pendekatan arus kas yang diharapkan (expected cash
flow approach). Pendekatan ini menggunakan arus kas dan memasukkan probabilitas
arus ka situ menghasilkan pengukuran nilai sekarang yang lebih relevan.
1. Pemilihan
suku bunga yang tepat
Terdapat
3 komponen suku bunga :
·
Pure
Rate (suku bunga murni) (2%-4%). Jumlah bunga yang akan dibebankan oleh pemberi
pinjaman jika tidak terdapat kemungkinan tidak membayar dan diekpetasikan
tidak ada inflasi.
·
Expected
Inflation Rate(suku bunga inflasi yang diharapkan). Suku bunga ditentukan
berdasarkan tinggi/rendahnya inflasi.
·
Credit
Risk Rate (suku bunga resiko kredit) (0%-5%). Suku bunga yang ditentukan
berdasarkan besar/kecilnya resiko kredit
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntans
Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger,
Warren, Reeve, Fess, 1999, Prinsip-prinsip Akuntansi, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Karsono, Yosef
Widya, 2001, Laporan Arus Kas Sebagai Alat untuk Menganalisa Kesehatan
Perusahaan, Antisipasi, Volume 5, No.1
Mills,
John R., dan Yamamura, Jeanne H., 1998, The
Power of Cash Flow Ratios, Journal of
Accountancy, October, Vol 186,
No.4
Ikatan
Akuntan Indonesi. Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. Edisi Revisi Kedua.
Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994
Kieso
Donald E. and Weygant Jerry J. Intermediate
Accounting. Sixth Ediion. New-york: John Willey & Sons, inc., 1989.
hidup saya layak untuk dijalani dengan nyaman bagi saya dan keluarga saya sekarang dan benar-benar belum pernah melihat kebaikan yang ditunjukkan kepada saya sebanyak ini dalam hidup saya karena saya telah melalui masalah seserius anak saya menemukan kecelakaan mengerikan dua minggu terakhir, dan dokter menyatakan bahwa dia perlu menjalani operasi yang rumit agar dia dapat berjalan lagi dan saya tidak dapat membayar tagihan, kemudian operasi Anda pergi ke bank untuk meminjam dan menolak saya dengan mengatakan bahwa saya tidak memiliki nilai kredit, dari sana saya lari ke ayah saya dan dia tidak dapat membantu, kemudian ketika saya menelusuri jawaban yahoo dan saya menemukan pemberi pinjaman pinjaman mr, pedro, menawarkan pinjaman dengan tingkat bunga yang terjangkau saya tidak punya pilihan selain mencobanya dan mengejutkan itu semua seperti mimpi, saya mendapat pinjaman sebesar $ 110,000.00 untuk membayar operasi anak saya kemudian mendapatkan bisnis yang nyaman untuk membantu saya berjalan juga. saya bersyukur hari ini baik dan Anda dapat berjalan dan bekerja dan beban lebih lama pada saya lebih banyak dan kami dapat memberi makan dengan baik dan keluarga saya bahagia hari ini dan saya berkata pada diri sendiri bahwa saya akan berduka dengan keras di dunia keajaiban tuhan kepada saya melalui pemberi pinjaman yang takut akan tuhan ini mr pedro dan saya akan menyarankan siapa pun yang benar-benar membutuhkan pinjaman untuk menghubungi pria yang takut akan tuhan ini di ...... pedroloanss@gmail.com terima kasih
BalasHapus