Senin, 30 November 2015

Perbedaan dan Persamaan Akuntansi keuangan dan Manajemen Akuntansi

Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan - Seperti yang kita ketahui, dilihat dari definisinya, akuntansi keuangan merupakan suatu bentuk laporan yang berfungsi sebagai alat manajemen untuk memantau atau mencatat semua aktivitas transaksi berupa biaya secra sistematis. Tidak jauh berbeda dengan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen juga merupakan suatu bentuk laporan yang berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan dalam suatu perusahaaan untuk dapat mengambil keputusan, akan tetapi perbedaan nya jika akuntansi keuangan digunakan di luar perusahaan, sedangkan akuntansi manajemen digunakan sebagai motor informasi keuangan manajemen. 

Berikut penjelasan secara rinci perbedaan dan persamaan antara akuntansi manajemen dan keuangan 

Persamaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan

- Berfungsi sebagai sistem olah informasi keuangan yang menghasilkan informasi atau laporan keuangan
- Berfungsi sebagai sumber informasi keuangan untuk pengambilan keputusan

Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan

- Pemakai laporan akuntansi dan tujuannya
a. Akuntansi keuangan dapat dipakai untuk orang-orang external perusahaan terkait, sebagai contoh, pemegang saham, pelanggan, analis keuangan, dsb
Hal ini ditujukan untuk alat pengambil keputusan terkait hubungan antar perusahaan yang bersangkutan, seperti pembelian saham, memperluas kredit dan syarat pemberian kredit, serta penetapan jumlah pajak penghasilan yang sifatnya wajib bagi setiap perusahaan.
b. Akuntansi manajemen berfungsi untuk mengaplikasikan informasi keuangan untuk keperluan manajemen
Hal ini ditujukan sebagai alat untuk para manajer pemasaran apakah dia akan membeli produk yang telah ditawarkan oleh seorang pedagang atau tidak. Sedangkan untuk manajer produksi, hal ini berguna untuk mengetahui informasi biaya produksi agar produk terdorong menjadi produk yang efisien.
- Lingkup Informasi
a. Akuntansi keuangan menyediakan seluruh informasi yang ada
b. Akuntansi Manajemen menyediakan seluruh informasi yang ada juga, namun terbatas pada informasi internal dari perusahaan terkait.

- Fokus Informasi
a. Akuntansi keuangan terfokus kepada informasi masa lalu sebagai alat pertanggungjawaban dana yang harus diperlukan oleh pihak luar ke[ada manajemen perusahaan
b. Akuntansi manajemen terfokus kepada informasi masa yang akan dating

- Rentang waktu
a. Akuntansi keuangan bersifat tidak fleksibel, maksudnya akuntannsi keuangan memiliki rentang waktu yang sudah ditentukan oleh pihak perusahaan. Biasanya 1 tahunan, 1semester, q kuartal, atau 1 bulan.
b. Akuntansi manajemen bersifat fleksibel, maksudnya rentang waktunya tidak dapat ditentukan, bias saja harian, minguan, atau bulanan.

- Kriteria bagi informasi akuntansi
a. Hasil informasi yang diperoleh akuntansi keuangan disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yag lazim
b. Hasil informasi yang diperoleh akuntansi manajmen tidak terbatas pada prinsip-prinsip yang lazim. Jadi kriteria yang digunakan adalah mengacu pada manfaat bagi manajemen terkait. Hal ini didasarkan pada logika dan pengalaman, bukan atas dasar diterima atau tidaknya informasi tersebut secara umum.

- Disipin  sumber
a. Akuntansi keuangan dasarnya menganut prinsip prinsip pengambilan keputusan 
b. Akuntansi manajemen mendasar pada perilaku social dan psikologi manusia sehingga terpusat kepada prinsip prinsip yang membimbing keppada prilaku manusia da organisasi

- Isi laporan
a. Akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan periodik. Pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan perubahan posisi keuangan untuk periode tertentu secara keseluruhan.
b. Akuntansi manajemen berisi tentang laporan keuangan yang berhubugan dengan jenjang organisasi pada umumnya informasi yang rinci mengenai perusahaan

- Sifat informasi
a. Akuntansi keuangan menuntut ketepatan atau akurasi informasi
b. Akuntansi manajemen menuntut ketetapan atau akurasi presiksi yang akan datang

Selasa, 24 November 2015

RASIO LIKUIDITAS

Rasio Likuiditas
Adalah  menunjukkan  kemampuan suatu  perusahaan  untuk  memenuhi kewajiban  keuangannya  yang  harus segera  dipenuhi, atau  kemampuan   perusahaan  untuk memenuhi  kewajiban  keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio  likuiditas  terdiri dari :
  1. Current Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Rumus  :
Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar) 
Pada tahun 2010, CR = (227.819.168.461 / 123.450.557.939)
= 1,845
Kesimpulansetiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 1,8 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,8 : 1
  1. Acid test ratio (Ratio Immediate Solvency)
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang lancar))
Pada tahun 2010, ((QR = 227.819.168.461 – 82.424.270.814 / 123.450.557.939))
= 1.17
Kesimpulan: rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali sedangkan PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka keadaanya sangat baik karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
Ratio Solvabilitias
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Suatu  perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
  1. Total debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rumus:
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 134.499.083.729) x 100%             
= 1,04 = 100%
Kesimpulan:  perusahaan dibiayai oleh utang 100% untuk tahun 2010  menunjukan kreditor menyediakan Rp.100,- untuk setiap Rp.100
  1. Total debt to asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
Rumus:
Total Debt  to Asset  Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 275.390.730.449)
= 0,511 = 51%
Kesimpulan: pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2010 artinya bahwa setiap Rp.100,- pendanaan perusahaan Rp.51,- dibiayai dengan utang dan Rp.49 disediakan oleh pemegang saham.
Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
  1. Gross Provit Marginal (Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rumus :
GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Pada tahun 2010, = (62.009.766.595 / 516.581.827.768) 100%
= 0,12 = 12%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan menghasilkan laba kotor dari pejualan bersih adalah sebesar 12%
  1. Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rumus:
NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 516.581.827.768) 100%
= 0,05 = 5%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 5%
  1. c.      Operating Profit Margin
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
RUMUS:
OPM = (Laba usaha / Penjualan Bersih) x 100%
Pada tahun 2010, = (39.294.864.546 / 516.581.827.768) x 100%
= 0,07 = 7%
Kesimpulan: Operating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga rendah, dan yang tersedia untuk laba besar.
  1. Return of Asset
adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
RUMUS:
ROA = (Laba bersih setelah pajak / total aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 275.390.730.449) x 100%
= 0,10 = 10%
Kesimpulan: laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk  menghasilkan keuntungan adalah sebesar 10%
  1. Return of Equity
Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.
RUMUS:
ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 134.499.083.729) x 100%
=  0,021 = 2%
Rasio Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.
RUMUS:
Perputaran Piutang = (Penjualan / piutang usaha)
Kesimpulan: dalam hasil ini tingkat pengembalian atau imbal balik perusahaan terhadap investor setiap tahunnya adalah sebsar 2%
Yang dimaksudkan dengan “Penjualan” dalam formula ini adalah: total nilai penjualan untuk periode yang diukur, 1 Jan s/d 31 Des 2012 misalnya.
Sedangkan “Rata-rata Piutang” adalah: Rata-rata saldo piutang untuk periode yang sama. Menghitung nilai rata-rata ini yang kadang menjebak.
Dalam menghitung rata-rata saldo piutang, terkadang seseorang hanya menggunakan “saldo awal” dan “saldo akhir” piutang, dijumlahkan, lalu dibagi dua. Misalnya: Yang diambil hanya saldo piutang dagang per 31 Januari ditambah saldo piutang dagang per 31 Desember, lalu dibagi dua. Cara ini akan menghasilkan nilai rata-rata piutang yang tidak tepat.
Cara terbaik untuk menghitung nilai rata-rata piutang adalah dengan jalan: menjumlahkan semua saldo piutang disepanjang periode (dari 31 Jan + 28 Feb + 31 Mar…. dan seterusnya hingga 31 Desember), lalu dibagi total bulan—atau 12 jika perusahaan menggunakan periodisasi tahunan.

Minggu, 22 November 2015

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

Pada dasarnya terdapat 3 ( tiga ) cara / system yang dipergunakan untuk menentukan siapa yang menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang terutang oleh seseorang, yaitu :

1.     Official Assesment System
Official Assesment System yaitu system pemungutan pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak yang terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan oleh aparat pajak atau fiskus. Dalam system ini utang pajak timbul bila telah ada ketetapan pajak dari fiskus ( sesuai dengan ajaran formil tentang timbulnya utang pajak ). Jadi dalam hal ini wajib pajak bersifat pasif.


2.     Self Assesment System
Self Assesment System yaitu system pemungutan pajak dimana wewenang menghitung besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak diserahkan oleh fiskus kepada wajib pajak yang bersangkutan, sehingga dengan sisten ini wajib pajak harus aktif untuk menghitung, menyetor dan melaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ), sedangkan fiskus bertugas memberikan penerangan dan pengawasan.

3.     With Holding System
With Holding System yaitu system pemungutan pajak yang menyatakan bahwa jumlah pajak yang terutang dihitung oleh pihak ketiga ( yang bukan wajib pajak dan juga bukan aparat pajak / fiskus ). 

Jumat, 20 November 2015

Rekonsiliasi Bank 4 kolom


Rekonsiliasi Bank


(four-colomns bank rekonciliation)
contoh rekonsiliasi bank
rekonsiliasi bank 4 kolom
Rekonsiliasi Bank, seperti  postingan sebelumnya [ Rekonsiliasi Bank ] digunakan untuk menyesuaikan/menyocokan laporan bank (baca: rekening koran) dengan catatan perusahaan karena adanya kemungkinan perbedaan pencatatan atau pengakuan. Lho....kalau rekonsiliasi 4 kolom? sebenarnya sama saja, perlakuannya sama antara pos-pos yang menimbulkan perbedaan, tujuannya sama, sama-sama men”cocok”an rekening koran dan catatan perusahaan, hanya saja lebih lengkap isinya -kalau rekonsiliasi “biasa” hanya mengetahui saldo kas perusahaan saja, sedangkan rekonsiliasi 4 kolom juga disajikan saldo pengeluaran dan penerimaan kas-, juga menghitung saldo awal maupun akhir kas versi bank dan catatan   perusahaan dan juga lebih rumit membuatnya, periode juga berbeda, kali ini melibatkan 2 periode (bulan) dan biasanya banyak dibuat atau di pakai oleh auditor. 

Contoh Soal Rekonsiliasi Bank 4 empat Kolom dan jawabannya


                Ilustrasi rekonsiliasi 4 kolom,
Info PT Apes

April
Mei

Saldo menurut bank (rekening koran)
Rp 650
Rp 700

Saldo menurut PT Apes
845
985
1
Deposite In Transit (DIT)/ cek dalam perjalanan
200
250
2
Outstanding Check/ cek yang beredar
100
125
3
Biaya administrasi bank
30
40
4
Jasa giro
45
50
5
Cek kosong
60
120

(6) Kesalahan pencatatan terjadi pada bulan April di pembukuan PT Apes saat pembayaran hutang senilai Rp 120 yang seharusnya Rp 170  pada pembukuannya.
Jumlah penerimaan pada bulan Mei menurut c atatan Bank Rp 320 dan catatan PT Apes Rp 365, sedangkan
Jumlah kas dikreditkan bulan mei menurut laporan Bank Rp 270 dan catatan PT Apes sebesar Rp 225.
Bagaimana membuat rekonsiliasi 4 kolomnya?

Pos-pos mana saja yang akan mempengaruhi catatan bank dan catatan PT Apes?
Mempengaruhi catatan bank:
(1)     Deposite in transit, bank belum mencatat deposito yang dikirim oleh perusahaan sebesar Rp 200 bulan April dan Rp 250 bulan Mei sehingga bank harus menambahkan sakdo rekening PT Apes pada catatannya
(2)    Cek yang beredar: bank belum mencatat penarikan sejumlah Rp 100 pada bulan April dan Rp 125 pada bulan Mei oleh PT  Apes, maka bank harus mengurangkan rekening PT Apes bulan April dan Mei  pada catatannya
Mempengaruhi catatan PT Apes
(3)     Beban administrasi: perusahaan belum mencatatan beban administrasi bank yang mengurangkan saldo di rekeningnya sebesar Rp 30 bulan April dan Rp 40 bulan Mei sehingga perusahaan harus mengurangkan saldo pada catatannya
(4)   Jasa giro (pendapatan bunga): PT Apes belum mencatat jasa giro/pendapatan bunga bank sebesar Rp 45 pada bulan April dan Rp 50 pada bulan Mei sehingga kas pada pencatatan PT Apes harus ditambahkan
(5)    Cek  kosong: cek yang dikembalikan oleh bank karena cek kosong sebesar Rp 60  bulan April dan Rp 120 pada bulan Mei mengurangkan saldo pada catatan PT Apes
(6)   Kesalahan pencatatan: selisih kesalahan pencatatan pada bulan april yang membuat saldo buku terlalu tinggi harus mengurangi saldo kas pembukuan PT Apes sebesar selisihnya sehingga pencatannya menjadi tepat

Bahas dulu satu pos saja, rekonsiliasi  4 kolom
Info
 Saldo 30 April
Mei
Saldo 31 Mei
Penerimaan
Pengeluaran
Catatan Bank
Deposite in transit (DIT):




April
Rp 200
(Rp 200)


Mei

250

Rp 250

Lho bagaimana bisa begitu?  Deposite in transit/deposit dalam perjalanan, bank belum mencatat penerimaan sebesar Rp 200 (bulan April) dan 250 (bulan Mei) sehingga bank harus mencatat dengan menambahkan saldo bulan April dan Mei. Bagaimana dengan kolom penerimaan pada bulan Mei? Bulan April : (Rp 200) maksudnya -supaya mudah membacanya- pos tersebut merupakan jumlah penerimaan bulan April, “Bukan” penerimaan bulan Mei sehingga di beri tanda “tutup kurung” atau mengurangi penerimaan bulan Mei karena memang bukan penerimaan bulan Mei. Dan pada bulan Mei: Rp 250 menandakan bahwa jumlah pos tersebut memang merupakan penerimaan bulan Mei. Perlakuan yang sama juga pada kolom pengeluaran bulan Mei.
Lanjutkan pos-pos yang lainnya, dan rekonsiliasi bank 4 kolom akan nampak seperti berikut:

PT Apes
Rekonsiliasi Bank
Bulan Mei

Keterangan
Saldo 30 April
Mei
Saldo 31 Mei
Penerimaan
pengeluaran
Saldo menurut Bank
Rp 650
Rp 320
Rp 270
Rp 700
(1)
Deposit in Transit





April
 200
(200)



Mei

250

250
(2)
Outstanding Check





April
(100)

(100)


Mei


125
(125)
Saldo Bank Rekonsiliasi
Rp 750
Rp 370
Rp 295
Rp 825
Saldo  menurut PT Apes
Rp 845
Rp 365
Rp 225
Rp 985
(3)
Biaya Administrasi Bank





April
 (30)

(30)


Mei


40
 (40)
(4)
Jasa Giro





April
45
(45)



Mei

50

50
(5)
Cek Kosong





April
(60)

(60)


Mei


120
(120)
(6)
Kesalahan Pencatatan





April
(50)

(50)





50
(50)
Saldo PT Apes Rekonsiliasi
Rp 750
Rp 370
Rp 295
Rp 825

Ehm....bagaimana dengan kesalahan pencatatan bulan April? Mengapa saldo bulan Mei juga di kurangi sejumlah yang sama? Padahal bulan Mei tidak ada kesalahan pencatatan...
Ya, karena kesalahan pencatatan terjadi pada bulan April, maka saldo akhir bulan akhir yang “salah” itu akan menjadi saldo awal bulan Mei sehingga saldo bulan Mei juga mengalami kesalahan dan perlu dikoreksi.